Mohon tunggu...
Alam Ahmad
Alam Ahmad Mohon Tunggu... Freelancer - Sarjana Humaniora yang berprofesi sebagai pustakawan sekaligus Barista.

Sastra dan perjalanan; Seorang penelisik takdir Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hendro Setyanto, Tokoh Inspiratif yang Sukses Menggabungkan antara Sains dan Agama

11 Oktober 2018   00:45 Diperbarui: 11 Oktober 2018   01:02 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal itu dimanfaatkan baik oleh Hendro untuk membuat program pemberdayaan masyarakat. Lembang sendiri terkenal dengan perkebunan dan peternakannya, oleh karena itu Imah Noong bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk memberikan edukasi tentang perkebunan dan peternakan kepada pengunjung. Kegiatannya diantara lain yaitu menanam dan menyemai hasil perkebunan dan memerah sendiri susu sapi ke induk sapinya langsung.

Pada dasarnya Hendro Setyanto adalah seorang santri, maka unsur keislaman pun tak luput dari pemikirannya. Maka pada  5 November 2017 diresmikannya mushalatorium, yaitu masjid yang merangkap sebagai planetarium.

Sang penggagas mushalatorium menyebutkan bahwa ide pembangunan planetarium sekaligus masjid dimaksudkan supaya para jamaah mendapat nilai lebih dalam beribadah. Dengan melihat benda-benda langit, manusia akan lebih tersadar atas keagungan ciptaan Allah SWT.

"Masjidnya tidak terlalu besar, bisa dibilang lebih mirip mushala. Tapi di dalamnya terdapat planetarium, jadi bisa disingkat menjadi mushalatorium. Gagasan ini muncul ketika kami mengundang banyak orang, diperlukan tempat ibadah. Tapi lahan yang kami punya terbatas." ujarnya.

Uniknya lagi pembangunan mushalatorium ini di bangun dengan dana pribadi dan sumbangan dari masyarakat sekitar dan membutuhkan anggaran dana sebesar kurang lebih 600 juta rupiah, maka dari itu proses pembangunan mushalatorium ini membutuhkan waktu selama 3 tahun.

Kendati demikian, pembangunan mushalatorium ini tak luput dari beberapa donator, yaitu dari Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat dan ikatan alumni ITB dan beberapa arsitek alumni ITB yang ikut andil di dalamnya.

Setelah berhasil membangun mushala berbasis planetarium, lantas tak membuat alumni Pondok Pesantren Tebuireng ini puas. Kedepanya, ia ingin membangun sebuah pesantren yang berfokus pada ilmu astronomi dengan tujuan untuk mencetak santri yang ahli dalam bidang ilmu falaq. "Kami akan mencari mitra yang bisa berpartisipasi dan mendukung pembangunan pesantren tersebut." Ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun