Mohon tunggu...
Alam TukhotMakabe
Alam TukhotMakabe Mohon Tunggu... Mahasiswa - BIARAWAN

Biarawan dari Ordo Kapusin. Saat ini sedang menjalani program S2 Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Medan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dua Bukti Kebangkitan Yesus

2 April 2023   23:18 Diperbarui: 2 April 2023   23:39 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini, iman harus selalu diupayakan agar dapat diterangkan sesuai dengan akal. Meskipun iman adalah suatu keyakinan, sebagai mahluk rasional iman juga harus dapat dipahami dan diterangkan secara logis. Iman yang tidak dapat diterangkan dengan baik akan semakin ditinggalkan orang. Dengan mengaruniakan akal budi kepada manusia, Allah menghendaki agar manusia semakin mampu memahami dan mendekati Allah dengan lebih baik.

Kebangkitan adalah salah satu misteri iman yang harus diterangkan sebaik mungkin sehingga sungguh-sungguh dapat dipahami, diterima, dan diyakini. Pembuktian itu dapat dilakukan secara historis, biblis, dan teologis. Pada kesempatan ini, penulis akan menerangkan bukti kebangkitan Yesus secara teologis.

2.1 Makam Kosong

Tidak ada seorang pun yang menyaksikan kebangkitan Yesus. Keempat injil  hanya menceritakan  makam yang kosong dan penampakan-penampakan dari Yesus yang bangkit. Makam kosong adalah salah satu bukti bahwa Yesus benar-benar bangkit. Pada waktu Maria Mangdalena pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergi ke makam Yesus, ia mendapati bahwa batu penutup makam Yesus telah berguling dan tubuh Yesus menghilang (Yoh 20:1). Sedangkan Simon Petrus melihat kain kapan Yesus telah terletak di tanah dan kain peluh yang tadinya di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. (Yoh 20:5-6). Hal itu dapat menjadi bukti awal bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit. Malaikat menjelaskan bahwa kosongnya makam berkaitan dengan tiga nubuat sengsara Yesus.

Kemungkinan kubur Yesus memiliki pintu masuk yang rendah dan sebuah tangga turun ke dalam lubang persegi di tengah, dengan rak-rak batu dalam lubang kubur itu. Jika Yesus telah dibaringkan di rak di sebelah kanan atau kiri pintu mansuk, maka hanya sebagian dari kain kafan yang akan terlihat dari pintu masuk. Jika Ia dibaringkan dengan kepala menghadap dinding pintu masuk, ini akan menjelaskan mengapa kain untuk kepala Yesus tidak diperhatikan sampai mereka benar-benar memasuki kubur.

Kain kapan adalah penutup tubuh. Karena tubuh Yesus yang telah dibangkitkan akan muncul di ruangan yang terkunci (Yoh 20:19), tampaknya Ia harus melewati  kain kapan. Dengan tubuh yang hilang, kain kapan itu mungkin jatuh. Kain peluh adalah penutup wajah yang diikatkan ke kepada Yesus untuk menahan rahangNya. Bila tubuh Yesus melewati kain kapan, faktanya bahwa kain peluh sudah tergulung menunjukkan bahwa Yesus merapikan sebelum pergi. Jika tubuh Yesus dicuri, para pencuri tidak mungkin meninggalkan kain kafan. Jika tubuh Yesus telah bangkit kembali dan entah bagaimana berjuang keluar dari kain kapan (tidak mungkin karena tujuh puluh lima pon rempah-rempah di dalamnya), maka kain itu akan tercabik-cabik dan kain peluh tidak akan digulung. Maka ada kejanggalan yang terjadi.

Perampokan makam sebenarnya jarang terjadi. Bahkan salah satu kaisar dari abad pertama (mungkin Agustus) membuat aturan bahwa gangguan atau keributan di kuburan adalah pelanggaran berat.

Makam kosong tidak cukup digunakan sebagai bukti kebangkitan Yesus. Sama seperti orang-orang Yahudi dahulu kala, orang-orang saat ini juga dapat beranggapan bahwa tubuh Yesus dicuri atau disembunyikan para rasul. Bahkan Maria Magdalena yang adalah murid Yesus mengatakan hal yang sama (Yoh 20:2). Oleh karena itu, meskipun makam kosong merupakan indikasi kebangkitan, namun dibutuhkan bukti yang lebih kuat.

2. Penampakan

Bukti yang paling kuat akan kebangkitan adalah penampakan Yesus kepada para murid. Kitab suci mencatat bahwa Yesus beberapa kali melakukan penampakan kepada para rasul. Bahkan sebelum Yesus naik ke surga, selama empat puluh hari Ia terlebih dahulu menampakkan diri. Tujuan penampakan itu adalah menguatkan iman para murid yang ragu dan bimbang. Hal itu penting untuk dilakukan mengingat bahwa karya keselamatan yang dibawa oleh Yesus kini diteruskan oleh para muridNya. Untuk itu, para murid perlu dikumpulkan kembali, diteguhkan, disemangati, dan dikuatkan untuk mewartakan kabar suka cita ke seluruh penjuru dunia. Sekaligus menjadi saksi atas warta yang mereka nyatakan bahkan bila hal itu menuntut nyawa. Dengan penampakan, fakta kebangkitan tidak tersangkal lagi. Karena secara nyata, Yesus telah menunjukan diriNya secara langsung kepada orang-orang tertentu dan hal itu dicatat oleh Kitab Suci.

Dalam kitab suci, Yesus hanya menampakan diri kepada para murid-Nya. Seharusnya Yesus juga menampakkan diri juga kepada para imam kepala, orang Farisi, ahli-ahli Taurat, Herodes, dll. Namun hal itu tidak dilakukan oleh Yesus. Selain karena tidak berguna bagi mereka, Yesus juga tidak mau memaksa orang percaya kepada-Nya. Mukjizat hanya berguna bagi mereka yang mau membuka hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun