Pada zaman Yesus ada beberapa aliran dalam Yudaisme yang perlu diperhitungkan untuk memahami pewartaan Yesus. Aliran-aliran pokok itu diwakili oleh kelompok Farisi, Saduki, Esseni, dan Zelot.
1. Kaum Farisi
Kaum Farisi memang merupakan golongan yang sering menjadi sasaran kritik-kritik pedas dalam injil. Akan tetapi tak dapat disangkal, bahwa golongan ini adalah yang paling berpengaruh dan paling bertahan menghadapi pemusnahan oleh orang-orang Romawi.Â
Golongan ini merupakan gerakan "awam" yang terstruktur kokoh, bertopang pada peranan para ahli kitab dan institusi Sinagoga, serta beranggotakan aneka lapisan masyarakat. Â Yang pokok dari aliran ini adalah sikap mereka terhadap hukum.Â
Untuk memperteguh sekaligus mempermudah pelaksanaan hukum, mereka membuat tafsir-tafsir atas hukum, sebagian besar bersifat lisan. Namun tafsir-tafsiran itu menjadi begitu banyak dan makin rumit, sehingga membuat rakyat kebanyakan tidak mungkin memahami dan melaksanakannya.Â
Inilah yang menyebabkan mereka menjadi bulan-bulanan kritik Yesus. Karena sebagian besar rakyat tidak mampu menjangkau ketatnya pelaksanaan hukum, akhirnya kaum Farisi cenderung menganggap diri sebagai "orang benar", yang dilawankan dengan "rakyat kebanyakan" yang tidak tahu hukum. Tentu saja, menurut paham mereka, Israel sejati akan terbentuk dari mereka yang setia pada hukum Taurat.
2. Kaum Saduki
Kaum Saduki terdiri dari kalangan Bait Allah, golongan pada imam, dan orang-orang kaya. Mereka ini kurang bersikap nasionalis dibandingkan dengan kaum Farisi, karena mereka mau bekerja sama dengan penjajah serta bersikap oportunis.Â
Mereka juga konservatif, menyebut diri sebagai "penjaga tradisi", menolak tradisi lisan yang dikembangkan kaum Farisi, dan berpegang teguh pada hukum yang tertulis.Â
Kepercayaan yang dalam pandangan mereka relatif "baru" misalnya kepercayaan akan kebangkitan badan, mereka tolak (Mrk 12:18). Seperti halnya orang Farisi, mereka cenderung menjadi kelompok yang tertutup.
3. Kaum Esseni
Kaum Esseni hampir tidak dikenal hingga saat penemuan gulungan-gulungan kitab di Qumran, dekat Laut Mati. Kelompok ini secara tegas memisahkan diri dari pergaulan umum, dan membentuk sekte "keselamatan" di padang gurun. Padangan mereka berada dalam perspektif apokaliptik dan mereka menganggap diri sebagai "sisa-sisa suci dari Isarael" dan menandai diri dengan hidup keras.Â
Menjadi anggota kelompok ini berarti harus mencintai "anak-anak cahaya" (para warga sekte ini) dan mengambil sikap tegas memusuhi orang-orang yang telah mencemari serta menodai ibadat dan imamat Bait Allah (mereka yang disebut "anak-anak kegelapan"). Menurut pandangan mereka, kekudusan Allah justru ditujukkan dengan menjauhi serta memusuhi orang-orang berdosa.
4. Kaum Zelot
Kau Zelot bisa disebut sebagai kelompok revolusioner. Mereka mengambil alih pandangan kau Farisi, namun manggabungkannya dengan nasionalisme militan yang diperjuangkan dengan mengangkat senjata. Mereka bercita-cita melenyapkan kekuasaan Romawi dari Palestina, dan setelah itu mendirikan suatu negara Israel yang teokratis. Bagi mereka "mendirikan Kerajaan Allah" adalah sesuatu yang amat kongkrit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H