Mohon tunggu...
Alam TukhotMakabe
Alam TukhotMakabe Mohon Tunggu... Mahasiswa - BIARAWAN

Biarawan dari Ordo Kapusin. Saat ini sedang menjalani program S2 Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Medan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran dalam Yudaisme

18 Maret 2023   22:12 Diperbarui: 18 Maret 2023   22:16 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman Yesus ada beberapa aliran dalam Yudaisme yang perlu diperhitungkan untuk memahami pewartaan Yesus. Aliran-aliran pokok itu diwakili oleh kelompok Farisi, Saduki, Esseni, dan Zelot.

1. Kaum Farisi

Kaum Farisi memang merupakan golongan yang sering menjadi sasaran kritik-kritik pedas dalam injil. Akan tetapi tak dapat disangkal, bahwa golongan ini adalah yang paling berpengaruh dan paling bertahan menghadapi pemusnahan oleh orang-orang Romawi. 

Golongan ini merupakan gerakan "awam" yang terstruktur kokoh, bertopang pada peranan para ahli kitab dan institusi Sinagoga, serta beranggotakan aneka lapisan masyarakat.  Yang pokok dari aliran ini adalah sikap mereka terhadap hukum. 

Untuk memperteguh sekaligus mempermudah pelaksanaan hukum, mereka membuat tafsir-tafsir atas hukum, sebagian besar bersifat lisan. Namun tafsir-tafsiran itu menjadi begitu banyak dan makin rumit, sehingga membuat rakyat kebanyakan tidak mungkin memahami dan melaksanakannya. 

Inilah yang menyebabkan mereka menjadi bulan-bulanan kritik Yesus. Karena sebagian besar rakyat tidak mampu menjangkau ketatnya pelaksanaan hukum, akhirnya kaum Farisi cenderung menganggap diri sebagai "orang benar", yang dilawankan dengan "rakyat kebanyakan" yang tidak tahu hukum. Tentu saja, menurut paham mereka, Israel sejati akan terbentuk dari mereka yang setia pada hukum Taurat.

2. Kaum Saduki

Kaum Saduki terdiri dari kalangan Bait Allah, golongan pada imam, dan orang-orang kaya. Mereka ini kurang bersikap nasionalis dibandingkan dengan kaum Farisi, karena mereka mau bekerja sama dengan penjajah serta bersikap oportunis. 

Mereka juga konservatif, menyebut diri sebagai "penjaga tradisi", menolak tradisi lisan yang dikembangkan kaum Farisi, dan berpegang teguh pada hukum yang tertulis. 

Kepercayaan yang dalam pandangan mereka relatif "baru" misalnya kepercayaan akan kebangkitan badan, mereka tolak (Mrk 12:18). Seperti halnya orang Farisi, mereka cenderung menjadi kelompok yang tertutup.

3. Kaum Esseni

Kaum Esseni hampir tidak dikenal hingga saat penemuan gulungan-gulungan kitab di Qumran, dekat Laut Mati. Kelompok ini secara tegas memisahkan diri dari pergaulan umum, dan membentuk sekte "keselamatan" di padang gurun. Padangan mereka berada dalam perspektif apokaliptik dan mereka menganggap diri sebagai "sisa-sisa suci dari Isarael" dan menandai diri dengan hidup keras. 

Menjadi anggota kelompok ini berarti harus mencintai "anak-anak cahaya" (para warga sekte ini) dan mengambil sikap tegas memusuhi orang-orang yang telah mencemari serta menodai ibadat dan imamat Bait Allah (mereka yang disebut "anak-anak kegelapan"). Menurut pandangan mereka, kekudusan Allah justru ditujukkan dengan menjauhi serta memusuhi orang-orang berdosa.

4. Kaum Zelot

Kau Zelot bisa disebut sebagai kelompok revolusioner. Mereka mengambil alih pandangan kau Farisi, namun manggabungkannya dengan nasionalisme militan yang diperjuangkan dengan mengangkat senjata. Mereka bercita-cita melenyapkan kekuasaan Romawi dari Palestina, dan setelah itu mendirikan suatu negara Israel yang teokratis. Bagi mereka "mendirikan Kerajaan Allah" adalah sesuatu yang amat kongkrit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun