Para penyelam terjun ke dasar laut hanya dengan bekal alat seadanya (kaca mata selam dan kaki bebek). Mereka menyebutnya dengan nyelam alam. Beberapa penyelam juga ada yang menggunakan alat bantu (tabung/kompresor), namun hanya sebagian kecil.
Mereka terbiasa menyelam kedalaman 30 meter dengan rentang waktu 1---2 jam jika menggunakan alat bantu. Jika tanpa alat bantu hanya 3---5 menit saja, tentunya dengan kedalaman yang biasa.
Sekali melaut, mereka akan mendapatkan sekurang-kurangnya 200 kilo ikan yang berukuran kecil. Sedangkan, jika mereka beburu tuna, mereka akan mendapatkan hasil hingga 5 ton. Dengan hasil sebanyak itu mereka akan mengantongi uang sekitar 5 juta rupiah. Jumlah tersebut dapat dikatakan sebagai jumlah yang cukup besar sebenarnya.
Hasil tangkapan dijual mentah dan diekspor ke Banda Aceh. Akan tetapi, juga banyak ikan yang diolah, salah satunya ikan karang, banyak juga cumi-cumi dan gurita yang diasinkan. Akan tetapi, semakin hari jumlah tangkapan gurita mengalami penurunan akibat sulitnya menemukan gurita dalam proses perburuan.
Hal tersebut dapat berkaitan dengan faktor alam dan faktor eksploitasi gurita yang dilakukan secara terus menerus. Eksploitasi yang dilakukan secara terus menerus tanpa melakukan tindakan pelestarian dapat mengakibatkan kelangkaan spesies bahkan kepunahan spesies itu.
Dilansir dari laman Kanal Aceh, menurut anggota DPRK Aceh Besar, sebenarnya tidak begitu sulit untuk mengembangkan potensi Pulo Aceh. Keseriusan pemerintah dan legislatif untuk membuka keterisoliran Pulo Aceh dapat dilakukan dengan pemaksimalan transportasi antarpulau.
Hal tersebut agak-agaknya akan terjawab ketika jembatan yang menghubungkan Pulau Nasi dan Pulau Breueh selesai dibangun. Akan tetapi, wacana pembangunan jembatan tersebut masih dalam tahap pengumpulan dana. Entah kapan akan menjadi nyata dan dapat digunakan masyarakat Pulo untuk mambantu akses antarpulau.
Selain melalui peningkatan infrastruktur yang ada, pemanfaatan potensi juga dapat dikakukan dengan pematangan kemampuan berekonomi. Salah satunya dengan penerangan mengenai budidaya gurita yang menjadi kekayaan laut di sana.
Budidaya gurita akan memperbanyak spesies serta mempercepat proses regenerasi gurita agar jumlah spesiesnya tidak mengalami kekurangan.
Berikut beberapa gambar hasil tangkapan nelayan Desa Seurapong