Mohon tunggu...
A.L.A.Indonesia
A.L.A.Indonesia Mohon Tunggu... Dosen, Peneliti, Petualang, Penonton Sepakbola, Motivator, Pengusaha HERBAL -

"Jika KOMPASIANER tak punya nyali menuliskan kebenaran, ia tak ubahnya manusia tanpa ruh. Ia seperti mayat-mayat hidup. Catat! Jika kita berjuang mungkin kita tidak selalu menang, tapi jika kita tidak berjuang sudah pasti kita kalah. http://blasze.tk/G9TFIJ

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Membedah Fenomena Poligami, Perceraian dan Perawan Tua di Arab Saudi

18 Agustus 2015   14:53 Diperbarui: 18 Agustus 2015   14:53 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahalnya mahar dan beban tanggungan pernikahan

Tampaknya permasalahan ini menjadi faktor dominan para pemuda enggan menikah, sehingga akibatnya banak perempuan terlambat menikah dan menjadi perawan tua. Kenapa mahar dan tuntutan biaya pernikahan begitu mahal? Ini terjadi karena tradisi orang tua (wali nikah) memasang tarif yang mahal sekaligus sebagai prestasi dalam menghargai anak perempuannya.
Mahalnya mahar juga sering berakibat fatal usai pernikahan. Banyak pemuda arab yang terpaksa berhutang ke bank untuk memenuhi mahar pernikahannya. Ketika mereka tak mampu lagi membayar hutang ke bank dan kesulitan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya maka yang terjadi adalah perceraian.

Tentu saja mahalnya mahar pernikahan di Arab Saudi menjadi ironi dan sangat bertentangan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan ”Aku menikahkan wanita ini denganmu dengan mahar Al-quran.”

Wanita berpendidikan tinggi

Reformasi pendidikan yang dilaksanakan oleh Raja Abdullah berdampak pada meningkatnya kesadaran wanita di Arab Saudi untuk mengenyam pendidikan yang setinggi-tingginya. Apalagi selain pendidikan gratis, di Arab Saudi seorang mahasiswa mendapatkan tunjangan hidup. Sehingga semakin banyak wanita yang berpendidikan tinggi menghabiskan waktunya untuk belajar. Semakin tinggi pendidikannya justru tidak banyak pemuda yang berani melamarnya. Tampaknya laki-laki akan berfikir dua kali ketika akan menikah dengan wanita karir berpendidikan tinggi, karena biasanya diperlukan kesetaraan pemikiran dan pendidikan. Terkadang wanita juga berfikir bahwa pendidikan tinggi dapat menjamin hidupnya lebih baik. Tetapi kenyataannya sangat memprihatinkan jika pada akhirnya calon laki-laki tidak ada yang melamarnya karena semakin pendidikan tinggi wanita semakin menaikkan prestisenya dimasyarakat.

Banyak dijumpai misalnya wanita berpendidikan tinggi hanya akan menikah dengan laki-laki idaman terhebat yang juga berpendidikan tinggi, cinta sejati dan sebagainya. Jika datang laki-laki yang melamar dan tidak sesuai kriteria tersebut cenderung ditolaknya. Kondisi seperti ini berlangsung terus menerus, akibatnya tertundalah pernikahannya sampai menjadi perawan tua.

Pelarian nafsu seks ke luar negeri

Mahalnya mahar pernikahan di Arab Saudi memicu maraknya fenomena nikah di luar negri yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Fenomena tersebut dinamakan mesyaf yaitu nikah saat liburan. Pada musim liburan pergi keluar negeri baik ke negara barat maupun ke timur termasuk Indonesia. Diantara tujuannya adalah mencari kesenangan duniawi dengan ditemani wanita ”penghibur”. Sungguh fenomena yang paradok ketika orang-orang dari luar Arab Saudi datang berbondong-bondong ke Makkah dan Madinah untuk ibadah umroh, menuntut ilmu dan mencari nafkah, namun disisi lain ada orang Arab yang melancong ke negeri orang dengan tujuan bersenang-senang mencari kebebasan dan ”kepuasan”. Lihatlah fenomena di Puncak, Bogor yang tak pernah sepi dari kunjungan para pelancong Arab.

Sebagai kiblatnya umat muslim se-dunia tentu saja fenomena poligami, perceraian dan perawan tua di Arab Saudi selalu menjadi sorotan dunia. Jika isu poligami, perceraian dan perawan tua tidak disikapi dengan hati-hati, maka lagi-lagi Islam akan menjadi bahan olok-olok para hatersnya. Tentu saja kita berharap, jangan sampai poligami yang memang dibolehkan dalam Islam, dituding sebagai kedok pemuas nafsu seks belaka hanya gara-gara para pelakunya yang tidak mencerminkan ajaran Islam.

Salam hati-hati...!!!

Sumber tulisan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun