Mohon tunggu...
A.L.A.Indonesia
A.L.A.Indonesia Mohon Tunggu... Dosen, Peneliti, Petualang, Penonton Sepakbola, Motivator, Pengusaha HERBAL -

"Jika KOMPASIANER tak punya nyali menuliskan kebenaran, ia tak ubahnya manusia tanpa ruh. Ia seperti mayat-mayat hidup. Catat! Jika kita berjuang mungkin kita tidak selalu menang, tapi jika kita tidak berjuang sudah pasti kita kalah. http://blasze.tk/G9TFIJ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membedah Pilkada Tangsel, Siapa Juaranya?

12 Agustus 2015   08:49 Diperbarui: 12 Agustus 2015   09:01 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut penulis, pengunduran diri Intan lebih disebabkan karena Intan enggan melepaskan keanggotaannya dari Partai Golkar. Alasan yang sangat logis karena faktanya Partai Golkar merupakan partai yang dominant di Provinsi Banten termasuk di Tangsel. Lihat saja, Ismet Iskandar “Sang Ayah” dan Zaki Iskandar “Sanga Kakak” semuanya sukses menjabat sebagai bupati di Tangerang karena menggunakan kendaraan Partai Golkar. Jika Zaki Iskandar sukses mendapatkan tongkat estafet dari ayahnya Ismet Iskandar maka bukan tidak mungkin Intan pun akan mendapatkan tongkat estafet kepemimpinan Partai Golkar dari kakaknya, Zaki Iskandar.

Lalu bagaimana dengan kekuatan Arsid-Elvier?

Ketika mengetahui Intan akhirnya mengundurkan diri dari pencalonan sebagai wakil walikota yang akan mendampinginya, Arsid sangat terpukul. Raut wajah sedih dan kecewa tak mampu disembunyikan pada awak media yang mengelilinginya. Bahkan saat deklarasi pencalonanArsid-Elvier di Lapangan Taman Kota 2, berkali-kali Arsid salah menyebut nama pendampingnya tersebut. Sedangkan Arsid sendiri tidak mungkin lagi mengundurkan diri dari pencalonan karena sudah terlanjur melepaskan jabatannya dari PNS dan memilih bergabung dengan PDIP. Usai penetapan calon nanti, Arsid resmi menjadi anggota PDIP dan bukan PNS Kabupaten Tangerang lagi.

Jika pada pilkada 2010, Arsid tidak perlu mengundurkan diri dari PNS dan cukup dengan mengajukan cuti tapi aturan terbaru dari KPU menyatakan bahwa PNS, TNI, POLRI dan anggota DPR/DPRD harus mengundurkan diri. Jika pada pilkada 2010, Arsid memiliki "Sang Bintang" Andre Taulany sebagai vote getter kini di Pilkada 2015 Arsid harus benar-benar berjuang keras. Warga Tangsel sepertinya belum mengenal Elvier. Apalagi, meskipun pernah berkarir di wilayah Tangsel sebagai camat Pamulang, akan tetapi selama karir PNS-nya Arsid lebih banyak berkiprah di Kabupaten Tangerang bukan di Kota Tangsel.

[caption caption="Deklarasi Pasangan Arsid-Elvier (Sumber lamanberita.com)"]

[/caption]

Namun demikian pengamat politik sekaligus Ketua Tim Ahli Kemenpan RB, Indra J Piliang menyatakan bahwa Arsid-Elvier merupakan pasangan yang fenomenal. Meskipun dibentuk jelang detik-detik akhir pendaftaran ditutup, tapi jaringan mereka sangat kuat. Pada Pilkada 2010 silam, Arsid-Andre menjadi “kuda hitam” dengan perolehan suara yang tipis di bawah Airin-Benyamin.

Pada pilkada 2010 lalu, Arsid merupakan ikon kelompok yang menolak meluasnya kekuasan "Dinasti Ratu Atut". Arsid secara tegas mampu menjadi ikon perlawanan terhadap kelompok politik Ratu Atut Chosiyah di Kota Tangsel. Hal itu pula yang pada akhirnya membuat ia bisa memperoleh suara mengejutkan pada pilkada 2010 lalu. Apalagi, saat ini "Dinasti Ratu Atut" mulai goyah dengan dipenjarakannya Atut dan Wawan. Goyahnya "Dinasti Ratu Atut" merupakan momentum tepat bagi Arsid untuk memenangkan Pilkada 2015 ini.

Pasangan Ikhsan Modjo-ALin

Di dunia maya dan media sosial pasangan Ihsan Modjo-ALin adalah juaranya. Dukungan dari twitter dan media mengalir deras. Tapi sayangnya di dunia nyata, khususnya dilingkungan tempat tinggal penulis popularitas keduanya sangat jeblok. Ketika penulis mencoba bertanya, hampir tidak ada yang mengenal mereka. Warga hanya mengenal Airin dan Arsid. Hal yang wajar karena Ihsan-ALin merupakan pendatang baru di Pilkada Tangsel, sedangkan AIrin dan Arsid merupakan pemain lama.

[caption caption="Pasangan Ikhsan-ALin (Sumber rmol.com)"]

[/caption]

Jika Airin dan Arsid sama-sama sudah memiliki basis massa yang loyaldi kelas menengah kebawah maka Ikhsan masih mencari basis massanya. Tapi jika dilihat materi kampanyenya yang anti korupsi sepertinya Ihsan membidik massa dari kalangan menengah ke atas. Hal yang tidak mudah karena selama ini kalangan menengah ke atas cenderung apatis dan malas untuk datang ke TPS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun