Mohon tunggu...
A.L.A.Indonesia
A.L.A.Indonesia Mohon Tunggu... Dosen, Peneliti, Petualang, Penonton Sepakbola, Motivator, Pengusaha HERBAL -

"Jika KOMPASIANER tak punya nyali menuliskan kebenaran, ia tak ubahnya manusia tanpa ruh. Ia seperti mayat-mayat hidup. Catat! Jika kita berjuang mungkin kita tidak selalu menang, tapi jika kita tidak berjuang sudah pasti kita kalah. http://blasze.tk/G9TFIJ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membedah Pilkada Tangsel, Siapa Juaranya?

12 Agustus 2015   08:49 Diperbarui: 12 Agustus 2015   09:01 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Logo Pilkada Tangsel 2015 (Sumber tangerangselatankota.go.id)"][/caption]

Sebagai warga Tangsel saya akan mencoba untuk membedah peluang 3 kandidat yang akan bertarung dalam Pilkada Tangsel. Sebelum membahas kandidat, saya akan mengupas terlebih dahulu peta kekuatan politik yang berada di balik layar masing-masing kandidat. Pasangan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie diusung oleh Partai Golkar, PPP, PKB, PKS, PAN dan Nasdem. Di DPRD Tangsel keenam parpol tersebut memiliki 25 kursi (50%). Sedangkan Arsid-Elvier diusung oleh PDIP dan Hanura yang memiliki jumlah kursi 15 (30%) lalu disusul Ihsan Modjo-Alin yang diusung oleh Partai Gerindra dan Demokrat dengan jumlah kursi 10 (20%). Rincian masing-masing kursi masing-masing Parpol di DPRD Tangsel adalah:

1. Partai Golkar 9 kursi
2. PDIP 9 kursi
3. Gerindra 7 kursi
4. Hanura 6 kursi
5. PKS 5 kursi
6. Nasdem 3 kursi
7. PKB 3 kursi
8. PAN 3 kursi
9. Demokrat 3 kursi
10. PPP 2 kursi

Artinya, jika dilihat dari jumlah dukungan parpol pengusungnya maka pasangan Airin-benyamin sudah mengantongi 50% suara, Arsid-Elvier 30% suara dan Ihsan Modjo-Alin 20% suara.

Pertanyaannya, apakah jumlah suara parpol pengusungnya akan sama dengan hasil akhir Pilkada 9 Desember 2015 nanti?

Secara umum Pilkada Tangsel tahun 2015 ini diprediksi akan berlangsung ketat dan menegangkan. Dengan adanya 3 kandidat maka dapat dipastikan bahwa Pilkada Tangsel tahun 2015 hanya berlangsung 1 putaran. Dan yang menarik dari Pilkada Tangsel tahun 2015 ini adalah terulangnya “duel el clasico” antara Airin vs Arsid.

Sekedar mengingatkan kembali, pada Pilkada Tangsel 2010 lalu Airin vs Arsid pernah bertarung. Pertarungan saat itu sangat seru dan menegangkan karena perbedaan suara yang sangat tipis sehingga harus dibawa ke sidang MK. Hasilnya, MK memutuskan Pilkada Tangsel 2010 diulang karena terbukti ada kecurangan pengerahan birokrasi secara “terstruktur, sistematis dan massif” (TSM).

Lalu bagaimana dengan Pilkada 2015 ini, mari kita bedah bersama.

Pasangan Airin-Benyamin

Tak ada yang bisa membantah bahwa sebagai pasangan inkumbent, pasangan Airin-Benyamin paling diuntungkan dibandingkan kandidat lainnya. Sebagai pasangan petahana, Airin-Benyamin dapat berkampanye secara terselubung yang dikemas dalam kegiatan seakan-akan sedang melakukan tugasnya sebagai Walikota dan Wakil Walikota. Belum lagi dengan adanya peluang untuk melakukan mobilisasi birokrasi dari kepala dinas hingga tingkat kelurahan. Bayangkan saja, saat Pilkada Tangsel 2010 dimana Airin-Benyamin belum menjabat saja MK memutuskan untuk mengulang pilkada karena terbukti ada mobilisasi birokrasi secara TSM. Maka logika bodohnya, apalagi kalo sudah menjabat…

[caption caption="Pasangan AIrin-Benyamin (Sumber tempo.co)"]

[/caption]

Lihat saja pada saat acara puncak peringatan Harganas 2015 dimana Tangsel didaulat sebagai tuan rumah. Hampir semua spanduk, poster, baliho, reklame, iklan dan foto berbagai media penuh dengan wajah pasangan Airin-Benyamin. Tentu saja, peringatan Harganas 2015 merupakan salah satu berkah dan momen terbaik bagi pasangan Airin-Benyamin untuk melakukan kampanye gratis yang diliput oleh berbagai media secara terstruktur, sistematis dan masif.

Selain diuntungkan dalam hal popularitas, pasangan Airin-Benyamin juga dapat berbangga diri dengan berbagai kesuksesan Tangsel dan kesuksesan Airin secara pribadi. Ya, meskipun merupakan wilayah pemekaran yang baru terbentuk tapi torehan prestasi Tangsel di tingkat nasional sangat gemilang. Prestasi Tangsel dan Airin bagaikan sebuah keping mata uang yang tak terpisahkan.

[caption caption="Reklame sukseskan Harganas XXII di Taman Tekno (Foto Dokpri)"]

[/caption]

Lihat saja pada acara Harganas 2015 lalu. Airin dengan jabatannya sebagai Walikota Tangsel sukses meraih penghargaan paling bergengsi dalam bidang pembangunan yaitu Penghargaan Satya Lencana Wira Karya. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Presiden Jokowi. Dari total 548 kepala daerah di Indonesia hanya beberapa kepala daerah yang sukses mendapatkan penghargaan Satya Lencana Wira Karya, dan Airin adalah salah satunya. Tentu saja penghargaan tersebut sangat membanggakan bagi Airin dan Tangsel.

Selain penghargaan Satya Lencana Wira Karya, Airin juga pernah mendapatkan Penghargaan Karta Adhi Dharma dari Kementerian Sosial. Penghargaan tersebut diberikan karena jasanya dalam membina dan memajukan Karang Taruna serta menjadi daerah Kabupaten/Kota yang dianggap memiliki semangat Aditya Karya Maharva Yodha.

[caption caption="Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany menerima penghargaan Satya Lencana dari Jokowi (Sumber Kompas.com)"]

[/caption]

Lalu bersama walikota Surabaya Tri Rismaharini, Airin juga berhasil mendapatkan penghargaan “Government And Private Partnership For Public Spaces Provision” dari lembaga internasional The Eastern Regional Organization for Planning and Housing (Earoph). EAROPH merupakan organisasi non-pemerintah yang berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Pengahargaan bergengsi tingkat internasional tersebut diberikan kepada Airin karena sukses mensinergikan kerjasama Pemerintah-Swasta dalam membangun kota Tangsel menjadi kota Metropolitan. Kesuksesan Airin membangun Kota Tangsel memang tak bisa dilepaskan dari hadirnya pengembang-pengembang besar yang sukses membangun kota mandiri di Alam Sutera, BSD City, Gading Serpong dan Bintaro.

[caption caption="Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany menerima penghargaan dari EAROPH (Sumber Kompas.com)"]

[/caption]

Sebelumnya, pada tahun 2014 Tangsel juga dinobatkan sebagai Kota Pemekaran Terbaik oleh Kemendagri. Sebuah prestasi membanggakan yang tidak bisa dilepaskan dari sentuhan kepemimpinan Airin di Tangsel. Tangsel juga sukses meraih penghargaan sebagai Kota Tertib Ukur dari Kementerian Perdagangan. Penghargaan bergengsi lainnya yang berhasil ditorehkan oleh Airin dibidang kependudukan misalnya penghargaan Kota Layak Anak dan Anugerah Parahita Ekapraya dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Kota Terbaik dalam pelayanan Akte Kelahiran. Di bidang lingkungan Tangsel juga sukses mendapatkan Penghargaan Langit Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penghargaan Langit Biru tersebut hanya diberikan kepada kota-kota yang memiliki udara yang bersih. Di bidang transparansi, Kota Tangsel juga meraih penghargaan sebagai Badan Publik Terbaik mengalahkan semua saudara tuanya di Banten.

Prestasi Airin dibidang pembangunan sumberdaya manusia, kesejahteraan dan ekonomi juga tak bisa diremehkan. Lihat saja, data indikator makro dibawah kepemimpinannya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tangsel mencapai 77,13 dengan masa pendidikan rata-rata 12 tahun, warga berpendidikan tinggi 74%  dan angka melek huruf mencapai 98,62. Artinya, kualitas SDM Kota Tangsel sangat tinggi karena minimal lulusan SMA. IPM merupakan indikator yang sangat penting dalam pembangunan sumberdaya manusia karena mengukur 3 dimensi sekaligus yaitu: 1) Umur panjang dan sehat, 2) Pendidikan dan ketrampilan, 3) Kehidupan layak. Di bawah kepemimpinan Airin, IPM Kota Tangsel terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan makin jauh meninggalkan IPM Provinsi Banten dan IPM Nasional. Hal yang sangat wajar karena Airin merupakan jebolan Harvard Kennedy School, AMerika Serikat bidang kebijakan publik.

[caption caption="Kemegahan infrastruktur pendidikan di Tangsel (Sumber pamulangkita.com)"]

[/caption]

Selain itu, infrastruktur pendidikan di Tangsel juga terbaik se-Banten. Apalagi pertumbuhan ekonomi Kota Tangsel juga sangat mentereng sebesar 8,48 jauh meninggalkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dahsyatnya lagi, meskipun menrupakan kota yang baru dibentuk, Tangsel mampu mengalahkan daerah penyangga ibu kota lainnya yang sudah lama berdiri seperti Tangerang, Bekasi dan Depok.

Jadi jika dilihat indicator makro ekonomi, kemajuan Tangsel dibawah kepemimpinan Airin-Benyamin sangat signifikan. Bermodalkan segudang prestasi yang mentereng dan membanggakan, rasanya tak akan sulit bagi Airin-Benyamin untuk memenangkan Pilkada Tangsel 2015. Mereka sudah mengantongi dua modal yang sangat kuat yaitu PRESTASI dan POPULARITAS. Jika Airin sukses mengkonversi keduanya menjadi elektabilitas tinggi maka dipastikan Airin adalah juara Pilkada Tangsel.

Namun demikian ada hambatan besar yang menghadang Airin terkait kasus korupsi yang membelit "Dinasti Ratu Atut". Meskipun belum terindikasi terlibat dalam kasus korupsi yang membelit "Dinasti Ratu Atut", tapi dapat dipastikan lawan-lawan politik Airin akan menggunakan isu korupsi keluarganya sebagai senjata pamungkas untuk menggerus dan menggembosi suara Airin.

[caption caption="Safari kegiatan Airin dijejali massa pendukungnya (Sumber tangerangselatankota.com)"]

[/caption]

Lihat saja, pasangan Ihsan Modjo-Alin dan berbagai LSM Anti Korupsi sudah menggunakan senjata korupsi untuk menyerang Airin ketika mereka mendaftarkan diri ke KPU. Lewat berbagai media dan lini massa, mereka tak pernah berhenti menyerang Airin dengan menggunakan isu korupsi secara massif. Sayangnya, hingga kini isu korupsi sepertinya tak mempan untuk menjatuhkan Airin. Terbukti bukannya antipati dan membenci Airin, warga Tangsel justru semakin simpati dan mencintai Airin.

[caption caption="Kota Tangsel raih penghargaan Kota Layak Anak 2015 (Sumber merdeka.com)"]

[/caption]

Kebetulan dalam berbagai acara yang dihadiri Airin, penulis sempat hadir dan mengabadikan setiap momen kebersamaan Airin dan warga Tangsel. Antusiasme warga Tangsel untuk sekedar bersalaman dan mengikuti kegiatan-kegiatan Airin memang sangat luar biasa. Selalu membludak, sehingga banyak yang tak kebagian tempat duduk. Padahal isu korupsi sudah sangat gencar dilancarkan oleh lawan-lawan politiknya. Hingga kini, Airin sepertinya sukses mengkonversi isu korupsi yang menghantamnya menjadi simpati pada dirinya.

Pasangan Arsid-Elvier

Pasangan Arsid-Elvier bagaikan pepatah tak ada rotan akar pun jadi. Di detik-detik terakhir jelang pendaftaran, pasangan Arsid-Intan yang diprediksi mampu menumbangkan pasangan Airin-Benyamin batal terwujud. Pasalnya, Intan menyatakan mengundurkan diri dari pencalonan karena harus fokus mengurus ayahnya yang sedang sakit. Sebuah alasan yang sangat tidak masuk akal, karena jauh-jauh hari pasangan Arsid-Intan sudah dikampanyekan lewat berbagai spanduk dan pemberitaan di media. Sebelumnya, Intan juga menyatakan kesiapannya untuk melawan Airin yang juga merupakan koleganya di Partai Golkar.

[caption caption="Pasangan Arsid-Elvier (Sumber lamanberita.com)"]

[/caption]

Sebelumnya penulis sudah memprediksi, seandainya pasangan Arsid-Intan yang maju melawan Airin-Benyamin maka Pilkada Tangsel bagaikan pertarungan dinasti Ismet Iskandar vs Ratu Atut. Seperti dikemukaan oleh jajaran petinggi PDIP Bambang Triyadi, alasan mereka mengusung Arsid-Intan karena Intan merupakan putri mantan Bupati Tangerang Ismet Iskandar dan adik kandung Bupati Tangerang saat ini Ahmed Zaki Iskandar. Menurut PDIP, pengaruh Ismet Iskandar dan Zaki Iskandar di Tangsel masih sangat kuat terutama dikalangan menengah kebawah. Dengan basis massa yang sama-sama kalangan menengah kebawah maka diprediksi pertarungan Arsid-Intan vs Airin-Benyamin akan sangat ketat. Sayangnya pasangan Arsid-Intan batal terwujud karena Intan memilih mengundurkan diri.

Menurut penulis, pengunduran diri Intan lebih disebabkan karena Intan enggan melepaskan keanggotaannya dari Partai Golkar. Alasan yang sangat logis karena faktanya Partai Golkar merupakan partai yang dominant di Provinsi Banten termasuk di Tangsel. Lihat saja, Ismet Iskandar “Sang Ayah” dan Zaki Iskandar “Sanga Kakak” semuanya sukses menjabat sebagai bupati di Tangerang karena menggunakan kendaraan Partai Golkar. Jika Zaki Iskandar sukses mendapatkan tongkat estafet dari ayahnya Ismet Iskandar maka bukan tidak mungkin Intan pun akan mendapatkan tongkat estafet kepemimpinan Partai Golkar dari kakaknya, Zaki Iskandar.

Lalu bagaimana dengan kekuatan Arsid-Elvier?

Ketika mengetahui Intan akhirnya mengundurkan diri dari pencalonan sebagai wakil walikota yang akan mendampinginya, Arsid sangat terpukul. Raut wajah sedih dan kecewa tak mampu disembunyikan pada awak media yang mengelilinginya. Bahkan saat deklarasi pencalonanArsid-Elvier di Lapangan Taman Kota 2, berkali-kali Arsid salah menyebut nama pendampingnya tersebut. Sedangkan Arsid sendiri tidak mungkin lagi mengundurkan diri dari pencalonan karena sudah terlanjur melepaskan jabatannya dari PNS dan memilih bergabung dengan PDIP. Usai penetapan calon nanti, Arsid resmi menjadi anggota PDIP dan bukan PNS Kabupaten Tangerang lagi.

Jika pada pilkada 2010, Arsid tidak perlu mengundurkan diri dari PNS dan cukup dengan mengajukan cuti tapi aturan terbaru dari KPU menyatakan bahwa PNS, TNI, POLRI dan anggota DPR/DPRD harus mengundurkan diri. Jika pada pilkada 2010, Arsid memiliki "Sang Bintang" Andre Taulany sebagai vote getter kini di Pilkada 2015 Arsid harus benar-benar berjuang keras. Warga Tangsel sepertinya belum mengenal Elvier. Apalagi, meskipun pernah berkarir di wilayah Tangsel sebagai camat Pamulang, akan tetapi selama karir PNS-nya Arsid lebih banyak berkiprah di Kabupaten Tangerang bukan di Kota Tangsel.

[caption caption="Deklarasi Pasangan Arsid-Elvier (Sumber lamanberita.com)"]

[/caption]

Namun demikian pengamat politik sekaligus Ketua Tim Ahli Kemenpan RB, Indra J Piliang menyatakan bahwa Arsid-Elvier merupakan pasangan yang fenomenal. Meskipun dibentuk jelang detik-detik akhir pendaftaran ditutup, tapi jaringan mereka sangat kuat. Pada Pilkada 2010 silam, Arsid-Andre menjadi “kuda hitam” dengan perolehan suara yang tipis di bawah Airin-Benyamin.

Pada pilkada 2010 lalu, Arsid merupakan ikon kelompok yang menolak meluasnya kekuasan "Dinasti Ratu Atut". Arsid secara tegas mampu menjadi ikon perlawanan terhadap kelompok politik Ratu Atut Chosiyah di Kota Tangsel. Hal itu pula yang pada akhirnya membuat ia bisa memperoleh suara mengejutkan pada pilkada 2010 lalu. Apalagi, saat ini "Dinasti Ratu Atut" mulai goyah dengan dipenjarakannya Atut dan Wawan. Goyahnya "Dinasti Ratu Atut" merupakan momentum tepat bagi Arsid untuk memenangkan Pilkada 2015 ini.

Pasangan Ikhsan Modjo-ALin

Di dunia maya dan media sosial pasangan Ihsan Modjo-ALin adalah juaranya. Dukungan dari twitter dan media mengalir deras. Tapi sayangnya di dunia nyata, khususnya dilingkungan tempat tinggal penulis popularitas keduanya sangat jeblok. Ketika penulis mencoba bertanya, hampir tidak ada yang mengenal mereka. Warga hanya mengenal Airin dan Arsid. Hal yang wajar karena Ihsan-ALin merupakan pendatang baru di Pilkada Tangsel, sedangkan AIrin dan Arsid merupakan pemain lama.

[caption caption="Pasangan Ikhsan-ALin (Sumber rmol.com)"]

[/caption]

Jika Airin dan Arsid sama-sama sudah memiliki basis massa yang loyaldi kelas menengah kebawah maka Ikhsan masih mencari basis massanya. Tapi jika dilihat materi kampanyenya yang anti korupsi sepertinya Ihsan membidik massa dari kalangan menengah ke atas. Hal yang tidak mudah karena selama ini kalangan menengah ke atas cenderung apatis dan malas untuk datang ke TPS.

Sebagai orang baru yang belum pernah berkiprah di birokrasi, pasangan Ikhsan-ALin boleh dibilang relatif bersih dari pengaruh sistem birokrasi yang korup. Namun demikian, bahan kampanye Ihsan yang mengusung tema anti korupsi juga bisa menjadi senjata makan tuan karena faktanya, Partai Demokrat sebagai tempat Ihsan mengabdi sudah diidentikkan sebagai “sarang koruptor”. Lihat saja kasus-kasus korupsi yang membelit kader-kader Partai Demokrat seperti Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Muhammad Nazaruddin, Angelina Sondakh, Sutan Batoegana, Jero Wacik dan kini KPK sedang membidik Edhi "Sang Pangeran" Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Seperti yang dikemukakan oleh Plt Pimpinan KPK Indriyanto Seno Adji yang mengatakan bahwa keterlibatan Ibas dalam kasus korupsi baru akan digarap oleh KPK setelah kasus korupsi Sutan Batoegana divonis oleh pengadilan. Nah loh, menggunakan isu korupsi untuk menyerang Airin, bagaikan buah simalakama bagi Ikhsan. Benak publik sudah terlanjur dicekoki "Katakan TIDAK pada korupsi" tapi faktanya justru merekalah koruptornya.

[caption caption="Cuitan Iksan Modjo yang menyerang AHOK (Sumber twitter Ezki Suyanto)"]

[/caption]

Selain menghadapi simalakama dalam isu korupsi, Ikhsan Modjo juga berpotensi tersandung dengan cuitannya.Belum lama ini jagad maya dikejutkan dengan beberapa cuitan Ikhsan Modjo yang menyerang Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias AHOK dengan kalimat "Mandi tadi pagi apakah sudah mengeluarkan AHOK semua?" serta "Jelas beda (antara AHOK dan Lee Kuan Yew), Lee Kuan Yew sukses meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, AHOK sukses tingkatkan kesejahteraan dirinya, keluarganya dan konco-konconya". Tentu saja serangan Ikhsan Modjo terhadap AHOK pun direspon oleh pendukung AHOK dengan kalimat "Saya sayangkan calon (walikota) Tangsel menyatakan seperti ini (menyerang AHOK/pen), warga Tangsel beragam suku dan agama".

[caption caption="Cuitan Iksan Modjo yang menyerang AHOK (Sumber twitter Ezki Suyanto)"]

[/caption]

Dengan gambaran yang terang benderang seperti diuraikan oleh penulis, siapakah kandidat yang akan menjadi juara Pilkada Tangsel 2015?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun