Keberhasilan Chile mengalahkan Spanyol di Piala Dunia 2014 di Brazil menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam sepakbola. Nothing is impossible. Datang dengan skuat pemain yang hanya rata-rata, Chile terbukti sukses menaklukkan para pemain bintang Spanyol.
Tentu menarik untuk ditonton, mampukah Chile menaklukkan para pemain bintang Argentina? Jika sebelumnya mereka sukses menaklukkan para pemain bintang Spanyol di Brazil, tentu sangat mungkin mereka pun mampu menaklukkan para pemain bintang Argentina di rumahnya sendiri.
Apalagi mereka memiliki motivasi yang sangat besar untuk mengakhiri puasa gelar selama 99 tahun. Dukungan supporter fanatik tentu akan menjadi pemain ke-12 yang diharapkan mampu meruntuhkan mental para bintang Argentina.
Bedah Formasi Tim: Adu Cepat Kedua Sayap
[caption caption="Formasi Timnas Chile (Sumber whoscored.com)"]
Performa timnas Chile asuhan Jorge Sampaoli di Copa America 2015 ini terbilang impresif jika dibandingkan dengan tim-tim lain termasuk Argentina. Hingga babak semifinal, Chile berhasil menjebol gawang lawan sebanyak 13 kali dengan 5 pemain berbeda dan hanya kebobolan 4 kali dengan selisih gol +9. Dengan formasi 3-5-3 yang fleksibel menjadi 4-3-1-2, Jorge Sampaoli berhasil memanfaatkan sisi sayap lapangan untuk memulai serangan yang kemudian didistribusikan ke tengah lalu ke depan. Kedua bek sayap yang ditempati Mauricio Isla dan Marcelo Diaz tidak terlalu menyisir hingga ke final third dikarenakan untuk menjaga kedalaman pertahanan.
Selama turnamen serangan Chile lebih banyak dari sisi kanan melalui Eduardo Vargas. Ruang kosong yang ditinggalkan oleh Vargas dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Arturo Vidal atau Charles Aranguiz secara bergantian untuk menemani Alexis Sanchez di depan gawang. Melalui formasi ini, Arturo Vidal pun sering menjadi pemain kunci yang mampu menciptakan gol-gol penting dari ruang kosong yang ditinggalkan Vargas.
Dengan formasi andalannya tersebut, hingga kini Chile sukses mendominasi permainan. Terbukti berdasarkan data statistik yang dirilis oleh whoscored, Chile memiliki penguasaan bola (ball possession) rata-rata 70.7% dengan persentase operan sukses 86.9%. Tembakan tim Chile per main ada di angka 15,4 shots per game, dengan tembakan jitu ke gawang 5,7 shots per game. Sementara operan pemain Chile didominasi operan pendek (546 operan/main) dengan Aranguiz sebagai top umpan kunci/main dengan angka 3 umpan kunci/main.
[caption caption="Formasi timnas Argentina (Sumber whoscored.com)"]
Meskipun sama-sama mengandalkan serangan sayap, Gerardo Martino lebih suka menggunakan formasi baku 4-4-3. Sama seperti permainan Chile, Argentina juga lebih sering memanfaatkan kecepatan sisi sayap lapangan untuk memulai serangan yang kemudian didistribusikan ke tengah lalu ke depan. Dengan formasi tersebut lini serang Argentina masih dihuni oleh trisula maut Lionel Messi, Sergio Aguero dan Angel Di Maria.
Hingga babak semifinal, Argentina berhasil menjebol gawang lawan sebanyak 10 kali dan hanya kebobolan 3 kali dengan selisih gol +7. Dengan formasi 4-4-3, hingga kini Argentina sukses mendominasi permainan. Terbukti berdasarkan data statistik yang dirilis oleh whoscored, Argentina memiliki penguasaan bola (ball possession) rata-rata 66% dengan persentase operan sukses 85.9%. Tembakan tim Argentina per main ada di angka 16.2 shots per game.
[caption caption="Statistik Tim Argentina dan Chile (Sumber modifikasi dari whoscored.com)"]