Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Peneliti Ilmu Kehidupan Sehari-Hari

Pemerhati lintas zaman dan gaya hidup. Gemar mengamati diskursus budaya populer (Pop Culture), komunikasi politik, musik, dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Pee Wee Gaskins dan Resistensi Zaman terhadap Kelompok Pembenci APWG

31 Desember 2020   22:44 Diperbarui: 31 Desember 2020   22:51 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Para personil Pee Wee Gaskins. (hai.grid.id/Eddy Suhardy/Alvin Bahar)

Identitas mereka tercirikan oleh aksesoris penutup kepala (topi trucker) bertekuk ke atas warna merah yang bertuliskan "Dork", setelan pakaian berwarna terang (kaos oblong distro dan celana denim panjang ketat. Ciri-ciri itu terlihat begitu kental oleh para penggemarnya yang biasa dipakainya ketika Pee Wee Gaskins sedang manggung, maupun dijadikan sebagai kostum untuk aktivitas kumpul-kumpul santai sehari-hari.

Gambar: Topi trucker penggemar Pee Wee Gaskins bertuliskan
Gambar: Topi trucker penggemar Pee Wee Gaskins bertuliskan "Dork". (blogger.com/edwinzunlimited)

Pada puncak ketenarannya, keberadaan Pee Wee Gaskins menimbulkan keresahan bagi penikmat musik lain yang tidak suka, hingga cukup banyak orang yang membenci mereka. Orang-orang yang benci band tersebut kemudian membentuk suatu perkumpulan atau kelompok pembenci yang bernama "Anti Pee Wee Gaskins".

Anti Pee Wee Gaskins (APWG) merupakan perkumpulan dari kelompok pembenci yang hasad (dengki, iri, benci) terhadap Pee Wee Gaskins. Kehadiran mereka ini hampir menandingi para penggemarnya, bahkan cenderung melebihi, atau dikatakan sebagai gerakan garis keras dalam hal membenci. Menurut Jurnalis kontemporer Indonesia, Jafar Sodiq Assegaf, satu dari perlakuan haters paling legendaris di dunia hiburan adalah gerombolan APWG. Tidak tahu pasti kapan gerombolan pembenci itu muncul ke permukaan.

Karakteristik dari APWG sendiri dicirikan sangat bermacam-macam. Mereka tidak terlalu menonjolkan suatu identitas yang jelas dari apa yang diperkenalkannya. Secara garis besar, mereka ini berasal dari serikat komunitas Punk, seperti komunitas street Punk, Punk Rock, penggemar dari genre musik Reggae dan band kompetitor sesama Pop Punk, sampai disebutkan bahwa para pembenci juga berasal dari penggemar band anggota Pee Wee Gaskins yang sebelumya, yaitu The Side Project (Dochi) dan Killing Me Inside (Sansan). Tidak sedikit pula mereka ikut bergabung sebagai pembenci karena ikut-ikutan saja, alias poser.

Serupa dengan kemunculannya, sebabnya masih simpang siur, mengapa APWG sangat membenci Pee Wee Gaskins. Akan tetapi, desas-desus informasi datang dari berbagai arah yang beredar dalam bentuk pengakuan atau pernyataan oleh para informan, postingan media sosial, dan situs dunia maya tentang ketidaksukaan terhadap Pee Wee Gaskins. Alasannya pun beragam.

Secara musikalitas, mereka menganggap Pee Wee Gaskins menampilkan musik punk tanpa memaknai punk itu sendiri (berkesan sebagai musik cengeng). Singkatnya, ada suatu anggapan bahwa Pee Wee Gaskins hanya memanfaatkan punk sebagai ajang pencitraan belaka yang semata untuk keren-kerenan saja kepada orang-orang. Alasan itu juga didukung oleh suatu tuduhan bahwa Pee Wee Gaskins telah melakukan plagiarisme dari band lain.

Beberapa sumber juga menyebutkan alasan atas kebencian dalam aspek sosial bahwa APWG merupakan suatu bentuk kecemburuan atas popularitas Pee Wee Gaskins dalam jagad musik Indonesia, beserta animo dari para fanatiknya. Kecemburan itu juga didukung oleh wacana dalam sebuah arogansi dari Pee Wee Gaskins, hingga masalah tentang dendam pribadi. Berbeda daripada lainnya, pengakuan tersendiri oleh personil Pee Wee Gaskins, Dochi, yang menganggap bahwa banyaknya para pembenci bandnya itu berasal dari penggemar Pee Wee Gaskins yang berbalik respons menjadi benci.

Bagi sang pentolan Pee Wee Gaskins, hal itu tidak terlepas dari bandnya yang memasuki label musik yang lebih besar daripada sebelumnya. Para pembenci ini khawatir akan kehilangan semangat dan idealismenya, apabila Pee Wee Gaskins masuk ke industri musik yang lebih luas jangkuannya. Pandangan itu juga ditambahkan oleh alasan atas bentuk kekecewaan dari para penggemar mantan band dari dua personil Pee Wee Gaskins (Dochi dan Sansan) yang dianggap telah melakukan suatu pengkhianatan.

Akibat dari kehadiran para APWG ini, celakanya Pee Wee Gaskins sering mengalami insiden yang tidak menyenangkan dalam beberapa konser maupun aktivitas musiknya. Pada penampilan secara langsung, ada serangkaian pengalaman yang dimana mereka dilempari benda keras yang melayang, misalnya batu, sepatu, sendal, botol, hingga disoraki dengan kata-kata kasar yang tidak sepantasnya ke arah panggung.

Seperti dalam acara konser musik yang diadakan setiap tahunnya di Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair), tepatnya pada 16 Juni 2011. Kala itu, disaat Pee Wee Gaskins bergiliran untuk pertunjukan musik, para penonton yang didominasi oleh penggemar Superman Is Dead (bersamaan yang sudah tampil sebelum Pee Wee Gaskins), bersiap-siap untuk menyoraki hingga akan melempari benda tumpul dari berbagai arah ke atas panggung. Beruntung aksi rusuh itu mampu diredam oleh drummer dari band yang sering disebut "SID" ini, I Gede Ari Astina (Jerinx) yang melerai pertikaian para penonton, dan penampilan dilanjutkan sampai selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun