Mohon tunggu...
AL ARUDI
AL ARUDI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulis dan membaca untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[CERPEN] Istriku Aneh

2 Agustus 2024   20:20 Diperbarui: 2 Agustus 2024   20:23 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita aneh ( Gambar oleh Ryan McGuire dari https://pxhere.com/en/photo/1097890)

"Ya, tidak apa-apa toh, Bang!" Kan tidak ada aturan harus kenal lama dulu baru menikah.

Aku pikir cukup pintar juga orang ini mencari alasan.

"Ya betul. Tapi setidaknya kita harus saling tahu nama masing-masing dulu. Latar belakang kehidupan masing-masing juga kita harus tahu!" jelasku tegas.

"Namaku Sari, Bang!" katanya. Dia menatapku dengan senyum, tapi sorot matanya tajam sedikit aneh. Tapi tidak menutup aura kecantikan yang memancar dari wajahnya.

Aku pikir nama perempuan itu cukup indah. Wajah dan bentuk tubuhnya pun tidak jelek-jelek amat. Kulitnya putih, seirama dengan baju kaos ketat warna pink yang melekat di tubuhnya. Rambutnya tidak bisa aku pastikan panjang atau pendek, karena ditutup oleh kerudung.

Dia cukup sepadan dengan diriku yang hanya memiliki tampang pas-pasan. Namun hatiku tetap merasa aneh dengan Sari, karena tiba-tiba mengajak aku kawin. Seperti ada yang janggal dengan Sari, pikirku.

"Apa kamu mau kawin dengan laki-laki pengangguran?" tanyaku, sambil menyeruput kopi yang masih terasa hangat di ujung lidah. Aku berbohong, padahal penghasilanku cukuplah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

"Bagi aku tidak masalah, Bang! Soal rejeki kan bisa kita  cari bersama!" katanya. Tangannya meraih segelas kopi yang sudah aku minum. Dia menegak sisa kopi yang aku minum tanpa risih.

Aku memesan secangkir kopi lagi untuk Sari. Aku tidak suka melihat dia menyeruput kopi yang sudah aku minum.
Tak lama pelayan datang mengantar kopi ke atas meja.

Aku tidak mau lagi minum kopi yang sudah diminum oleh  Sari tadi. Aku pikir Sari seorang wanita yang jorok.

"Baiklah kalau begitu, setiap hari Sabtu dan Minggu pagi kita bertemu di sini!" ajakku. Aku menunjukkan wajah jengkel di hadapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun