Mohon tunggu...
AL ARUDI
AL ARUDI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulis dan membaca untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak Yatim yang Diadopsi

25 Juli 2024   01:30 Diperbarui: 25 Juli 2024   01:37 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambarGambar oleh Piyapong Saydaung dari Pixabay

Pak Budiman menceritakan kepada  Bu Narti dari mulai dia bertemu dengan Adit di taman hingga mengajak adit makan. Tidak lupa juga dia menceritakan kepada Bu Narti bahwa Adit anak Yatim. 

"Kamu ini bagaimana sih, Bang! Abang kan baru kenal sama anak itu tadi pagi. Abang tidak tahu dari mana asal-usul anak itu. Kok, tiba-tiba Abang mau mengadopsinya!" kata Bu Narti. Dia belum setuju dengan usul Pak Budiman.

Pak Budiman merasa kecewa dengan istrinya. "Abang yakin dia anak baik, Dek. Abang sudah bertemu langsung dengan anak itu. Abang tidak tega melihatnya. Abang ingin menolong anak yatim, Dek. Hitung-hitung buat amal kita di akhirat nanti. Kita akan sekolahkan dia. Kita anggap saja sebagai anak kita sendiri. Dia tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini!" jelas Pak Budiman. Dia berharap istrinya berubah pikiran.

Bu Narti tidak mau berdebat dengan Pak Budiman. Selama ini mereka tidak pernah bertengkar soal anak, walaupun mereka tidak memiliki anak. "Yah, terserah kamu saja, Bang!" Bu Narti berangkat dari kursi makan. Dia langsung membereskan peralatan makan yang masih berada di atas meja untuk dicuci.

***

Hari ini Pak Budiman pulang dari kantornya lebih awal. Dia ingin menemui Adit di taman. Pak Budiman berharap Adit masih berada di tempat itu. Ketika Pak Budiman tiba, Adit sedang mengumpulkan botol-botol minuman bekas. 

Wajah Adit tampak hitam dan berpeluh karena lama berjemur. Dia tersenyum malu ketika melihat Pak Budiman menghampirinya.

"Kamu sudah makan belum, Adit?" tanya Pak Budiman.

"Belum, Om," jawab Adit malu-malu.

"Mari ikut Om. Kita makan di tempat kemarin,Ya?"

Kali ini Adit langsung menuruti ajakan Pak Budiman. Dia merasa perutnya memang sudah bergejolak ingin diisi. Kali ini dia langsung menuruti ajakan Pak Budiman. Dalam hatinya dia yakin, Pak Budiman benar-benar ingin menolongnya. Adit pikir, mungkin ini rejeki dari Tuhan untuknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun