Mohon tunggu...
Anggara Adhari
Anggara Adhari Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

https://www.facebook.com/anggara.adhari.31

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Beberapa Kesalahan Dalam Shalat

24 Juli 2018   09:07 Diperbarui: 24 Juli 2018   09:22 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: allah-is-the-one.blogspot.com

Tidak Ruku' dan Sujud Secara Sempurna (Tidak Thuma'ninah)

'Abdurrahman bin Syibli berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang sujud seperti burung gagak mematuk-matuk, menghamparkan lengan saat sujud seperti binatang buas, dan mengkhususkan suatu tempat di masjid untuk shalat seperti unta menderum yang tidak mau berpindah tempat." [HR. Abu Dawud dalam Sunannya No. 731]

Menganggap Remeh Masalah Sutrah

 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Jika seseorang di antara kalian shalat, hendaklah ia shalat menghadap ke sutrah (pembatas) dan hendaklah ia mendekat ke sutrah itu dan jangan biarkan seorang pun lewat di hadapannya. Jika ada seorang datang dan melintas, hendaklah ia memeranginya (maksudnya: mencegah sekuat tenaga -pen). Sesungguhnya ia adalah setan." [HR. Ibnu Majah dalam Sunannya No. 944]

Ukuran sutrah  yang sesuai contoh Nabi di dalam Hadits Riwayat Muslim adalah setinggi ukuran tiang sandaran pelana. Dijelaskan oleh Atha', Qatadah, Ats-Tsauri, dan Nafi' bahwa tingginya satu hasta. Satu hasta kira-kira 46,2 cm.

 Dalam shalat berjamaah, imam diwajibkan memakai sutrah dan makmum tidak karena sudah diwakili imam. Sedangkan jika shalat sunah sendirian maka masing-masing orang dianjurkan mencari sutrah. Jika tidak ada benda yang bisa dijadikan sutrah, maka boleh mendekat ke dinding masjid, tiang masjid, atau semacamnya.

Tangan Menggenggam Siku Ketika Berdiri Shalat

Terkadang kita dapati sebagian orang ketika berdiri shalat menggenggam ujung sikunya, padahal hal ini tidak pernah ada contohnya dari Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wasallam. Yang dicontohkan Nabi Muhammad ada 3 cara yang benar:

  • Telapak tangan kanan di atas punggung tapak tangan kiri
  • Memegang pergelangan tangan
  • Di atas lengan bawah tangan kirinya, tetapi tidak sampai memegang sikunya

Wail bin Hujr, ia berkata, "Aku benar-benar melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bagaimana beliau shalat. Aku lihat beliau berdiri lalu bertakbir, seraya mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan dua telinganya, lalu meletakkan tangan kanannya di punggung tapak, di pergelangan tangan, dan di lengan bawah tangan kirinya." [HR. An-Nasa'i dalam Sunannya No. 879]

 Perhatikan kata-kata "Aku lihat beliau berdiri lalu bertakbir" di dalam hadits di atas. Hal tersebut menguatkan pendapat seandainya beliau melafazkah niat, maka shahabat Wail akan meriwayatkan "Aku lihat beliau berdiri lalu membaca niat shalat lalu beliau bertakbir". Tetapi di hadits tersebut Nabi shallallahu 'alaihi wasallam langsung bertakbir. Hal ini menandakan bahwa beliau telah berniat shalat di dalam hati dan memang letak niat semua ulama sepakat di dalam hati.

Menolehkan Pandangan Ketika Shalat

'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang menoleh dalam shalat. Beliau bersabda, "Itu adalah sebuah copetan yang dilakukan setan terhadap shalat seorang hamba." [HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya No. 709]

Mengarahkan Pandangan ke Atas

 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Apa sebab orang-orang itu mengarahkan pandangan mereka ke atas dalam shalat mereka?!" Lalu dengan keras beliau bersabda, "Mereka benar-benar harus menghentikan kelakuannya itu atau jika tidak mata mereka akan segera dibutakan!" [HR. Al-Bukhari]

Pandangan Tidak Ditujukan ke Ujung Jari Telunjuk Saat Tasyahhud

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Jangan sampai pandangannya melewati isyaratnya (maksudnya: telunjuknya -pen)." [HR. An-Nasa'i dalam Sunannya No. 1258]

Tidak Menempelkan Pundak dan Tidak Pula Menempelkan Kaki dengan Orang Sebelahnya di dalam Shaf

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Luruskanlah shaf kalian! Sesungguhnya aku bisa melihat kalian dari belakang punggungku!" Anas (yakni: Anas bin Malik, periwayat hadits -pen) berkata, "Setiap orang dari kami (yakni: semua shahabat nabi yang shalat berjamaah -pen) menempelkan pundaknya pada pundak temannya, dan kakinya pada kaki temannya." [HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya No. 683]

 Coba perhatikan hadits shahih yang bahkan tercantum di kitab hadits paling shahih di dunia ini. Kaum muslimin sekarang ketika saudaranya ingin menempelkan pundak atau kakinya kepadanya malahan dia menjauh. Betapa jauhnya mereka dari mengenal sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Karena Rasulullah berteriak  keras ketika para shahabatnya belum juga menempelkan pundak dengan pundak dan kaki dengan kaki di dalam shaf shalat sehingga beliau belum mau memulai mengimami mereka sampai mereka benar-benar melakukannya. 

Hadits ini juga menunjukkan bahwa kewajiban imam sebelum memulai shalat adalah memerintahkan makmumnya untuk meluruskan shaf sebagaimana shaf yang diterangkan shahabat Anas bin Malik di atas. Hadits serupa juga tercantum di Shahih Muslim yang menerangkan bagaimana shaf yang lurus yang dimaksudkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan dipraktikkan oleh para sahabat Nabi.

Mendahului Gerakan Shalat Imam

 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Wahai manusia, sesungguhnya aku ini adalah imam kalian. Karena itu, janganlah kalian mendahuluiku dalam ruku', dalam sujud, dalam berdiri, dan juga ketika salam." [HR. Muslim dalam Shahihnya No. 646]

Tidak Meluruskan Punggung Setiap Kali Ruku' dan Sujud

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah cukup shalat seseorang hingga ia meluruskan punggungnya sewaktu ruku' dan sujud." [HR. Abu Dawud dalam Sunannya No. 729]

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sejelek-jelek pencuri adalah orang yang mencuri shalatnya." Para shahabat bertanya, "Bagaimana dia bisa mencuri shalatnya?" Beliau menjawab, "Dia tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya." Atau beliau menjawab, "Tidak meluruskan punggungnya sewaktu ruku' dan sujud." [HR. Ahmad dalam Musnadnya No. 21591]

Semoga kita mampu memberikan perhatian khusus dalam masalah ini agar shalat kita semakin sempurna dan semakin khusyuk tentu saja yang paling penting daripada semua itu adalah agar shalat kita diterima di sisi Allah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun