Mohon tunggu...
Lia Aini
Lia Aini Mohon Tunggu... -

Veterinarian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak Semangat

18 April 2013   18:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:59 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari mulai condong ke barat. Teman-teman kelas 5 sudah kembali ke kelas masing-masing dan menyiapkan hasil masakan mereka yang sudah masak untuk mendapatkan perlakuan selanjutnya, yakni pencetakan. Saya dan tim menjelaskan tentang proses pembuatan nugget selanjutnya. Sekali lagi mereka sibuk sendiri, berebut adonan nugget yang sudah dikukus untuk di cetak.

Ada-ada saja tingkah mereka yang membuat saya tidak bisa behenti tersenyum. Dikelas Abu bakar, Hana tidak berhenti bertanya tentang nugget yang sebenarnya sedari tadi sudah saya jelaskan. Di lain sisi, dia juga menghabiskan remah-remah nugget dari yang di cetak. Duh manis, kalau seperti ini nuggetnya bakal habis duluan sebelum di goreng. Kejadian serupa juga berulang di kelompok lain, mungkin kelas sebelah juga seperti itu.

“ustdzah, ini sudah bisa dimakan ya. Sudah enak kok ustadzah?”. Lutfi anak kelas Umar bin Khatab bertanya dengan mulut penuh nugget setengah jadi.
“iya sayang, tapi ini masih belum jadi. Harus di cetak dan dilumuri dengan tepung roti. Nanti kalau sudah digoreng, Lutfi baru bisa makan nuggetnya ya”. Jelas saya.
“ustdzah, nuggetnya enak”. Azam ikut ikut memakan nugget yang setengah jadi itu.
Benar-benar anak kecil. Tidak sabar, selalu ingin tahu, dan lucu-lucu.

Alhamdulillah, setelah sabar mendampingin teman-teman dari proses awal hingga akhir, kini saatnya penilaian. Kreasi teman-teman sangat luar biasa. Lihat saja sajian nugget yang sidah dimeja, topingnya kreatif. Ada yang dibuat seperti menara dengan buah tomat di atasnya. Ada yang di hias dengan keju, keripik, mayonaise, dan saus. Ada yang di buat dengan isi sayur, berbentu salat nugget, dan masih banyak yang lainnya. Nama-nama nugget hasil kreasi mereka juga menarik. Ada yang dinamai nugget 134, nugget vegetarian, nugget the best, dan nama-nama imajinatif lainnya. Saya dan tim kebingungan untuk menilainya. Semuanya bagus. Kalian semua hebat adik-adik!!!

Tingkah mereka memang lucu. Sempat saya kesulitan dengan salah satu siswi, namanya Nabila. Dia tidak mau masuk kelas untuk penilaian nugget. Dia malu, soalnya banyak anak laki-laki yang berdiri di depan pintu masuk.
“ustdzah, Nabila ndak mau masuk kelas. Banyak anak lakinya di sana. malu” gerutu Nabila yang sedari tadi mondar mandir di depan pintu masuk kelas sambil membawa hasil masakan nuggetnya.
“lho, nda apa-apa Nabila. Mereka nda ganggu kok. Kalau Nabila nda masuk, nuggetnya tidak bisa di nilai dong. Ustadzah temenin ya...” bujuk saya.

Akhirnya Nabila masuk sambil menunduk dan memegang erat baju saya. Hmm, anak kecil yang manis. Dia sudah tahu baiknya hubungan antara laki-laki dan perempuan itu seperti apa, tapi mungkin perlu belajar lagi. semangat Nabila sayang.

Hari yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Terima kasih teman-teman kelas 5 SDIT. Ternyata, di balik kenakalan dan keaktifan kalian terdapat sebuah potensi yang sangat luarbiasa. Semoga apa saja yang telah kalian targetkan, meskipun sedikit, yakinlah suatu saat hal itu akan terwujud. Allah SWT Maha Mendengar, dan pasti mendengarkan do’a teman-teman, yang dibutuhkan sekarang bagaimana teman-teman mewujudkan dan mnegusahakannya. Semangat teman kecilku, yang lucu, cerdas, aktif dan menggemaskan.
Pelajaran sederhana yang memahamkan kembali tentang arti penting sebuah mimpi. Berterimakasihlah karena kalian bisa bermimpi. Berani bermimpi mengisyaratkan kalian berani untuk mengambil aksi. Aksi adalah sebuah proses, yang nantinya dalam sebuah proses tersebut kalian akan di hadapkan kepada maslah-maslah yang harus terpecahkan. Ketika seperti itu, tetaplah yakin mimpi kalian akan terwujud. Proses diibaratkan seperti petani yang bercocok tanam. Panennya di surga . Dengan iktiyar yang sungguh-sungguh dan tawaqal, bahwa segala sesuatu di muka bumi ini tak lepas dari pengawasan Sang Khaliq. Man Jadda wajada, Man shabaran basiran. –Al-abid-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun