Mohon tunggu...
akun punyasilmi
akun punyasilmi Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Suka dance

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dampak Kecanduan Tiktok pada Remaja

8 Januari 2025   22:30 Diperbarui: 8 Januari 2025   22:29 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apa itu TikTok? TikTok adalah aplikasi yang berguna bagi pengguna untuk membuat video, menghasilkan uang, dan menemukan berbagai macam video pendek dengan durasi 3 menit yang dilengkapi oleh berbagai fitur kreatif, seperti filter, musik, siaran langsung, bahkan mengirimkan gift yang bisa ditukarkan dengan uang. TikTok berasal dari China dan dikembangkan oleh perusahaan ByteDance. Aplikasi ini awalnya bernama Douyin yang diluncurkan pada September 2016. Douyin menjadi populer di China dan Thailand, dengan 100 juta pengguna dalam tahun pertamanya. Indonesia menjadi negara pengguna TikTok paling banyak di dunia, mengalahkan Amerika Serikat hingga Rusia. Berdasarkan data yang diungkapkan oleh Statiska pada Agustus 2024, Indonesia memiliki 157,6 juta pengguna TikTok. TikTok sendiri memiliki banyak fungsi, sebagai hiburan, kreativitas, pemasaran digital, berjualan, dan interaksi.

Aplikasi TikTok menjadi populer karena membawa banyak dampak positif bagi para pengguna. Dampak positif dari TikTok sendiri yaitu banyak video-video lucu yang menghibur, selain itu TikTok juga banyak video yang mengedukasi para penonton, bisa juga untuk menjual barang-barang seperti online shop pada umumnya. Meskipun aplikasi TikTok membawa banyak positif, aplikasi ini juga memberikan dampak negatif. Contohnya saja saat ini banyak sekali remaja yang kecanduan bermain aplikasi TikTok hingga lupa waktu. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kognitif, yaitu penurunan kerja otak dalam berpikir, mengingat, dan belajar.

Penurunan kognitif adalah kondisi ketika kemampuan berpikir, mengingat, dan memperhatikan secara bertahap menurun. Kondisi ini juga dikenal sebagai gangguan kognitif ringan atau mild cognitive impairment (MCI). Penurunan kognitif bisa menjadi bagian dari proses penuaan normal, tetapi penurunan yang dipercepat dapat bersifat patologis. Penurunan kognitif dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit Alzheimer dan kondisi neurologis lainnya.

Pada International Journal of Environment Research and Public Health melakukan penelitian pada 3.036 siswa sekolah menengah di China yang diminta untuk mengisi kuesioner. Para siswa diminta untuk menyelesaikan tes rentang angka maju dan mundur, dengan tujuan menilai memori kerja verbal mereka. Hasilnya ada siswa yang mengalami kondisi depresi, kecemasan dan stres yang tinggi, serta memiliki masalah memori kerja pada otak yang buruk.

Ada beberapa dampak negatif yang dialami para remaja yang kecanduan TikTok pada kehidupan sehari-harinya, yaitu :

1.Terlalu Banyak Hormon Dopamin yang Dikeluarkan

Aplikasi TikTok sendiri dirancang menggunakan fitur autoplay dan algoritma yang bisa menyesuaikan konten untuk pengguna sehingga bisa membuat para remaja betah berlama-lama menonton hingga menghabiskan waktu setiap hari. Kecanduan ini dipicu oleh sistem kerja otak yang mengeluarkan hormon dopamin. Terlalu banyak hormon dopamin yang dikeluarkan akan menyebabkan ketergantungan untuk selalu merasakan kesenangan yang sama. Akibatnya, para remaja lebih sulit untuk merasa puas tanpa adanya rangsangan instan dari aplikasi seperti TikTok. Penurunan sensitivitas terhadap dopamin ini akhirnya dapat mempengaruhi kinerja otak secara keseluruhan, terutama dalam hal konsentrasi dan kontrol emosi.

2.Dampak pada Kemampuan Fokus dan Konsentrasi

Salah satu dampak negatif kecanduan TikTok yaitu menurunkan kemampuan dalam berkonsentrasi dan sulit untuk fokus. Otak membutuhkan waktu untuk mencerna dan menyimpan informasi, tetapi kebiasaan remaja dengan menonton video-video pendek dan cepat di TikTok dapat menyebabkan proses kinerja otak terganggu. Akibatnya, remaja yang terlalu sering menghabiskan waktu di TikTok dapat mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dalam kegiatan akademis, seperti belajar atau membaca buku. Kemampuan fokus yang rendah ini akan mempengaruhi prestasi akademis mereka dan membuat mereka kesulitan menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi tinggi.

3.Penurunan Kemampuan Otak dalam Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan

Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan memerlukan kemampuan berpikir yang kritis dan analitis. Namun, remaja yang sudah kecanduan dalam bermain TikTok bisa mengalami penurunan pada proses ini. Pada sebuah penelitian, remaja yang kecanduan dalam bermain TikTok memiliki skor yang lebih rendah dalam tes kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, selain itu mereka juga mengalami penurunan dalam berpikir secara reflektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun