Mohon tunggu...
Dwi Wahyu Saputra
Dwi Wahyu Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Raden Mas Said Surakarta

Masyarakat Sipil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Bermacam Masalah Keluarga dan Cara Mengatasinya

12 April 2023   22:03 Diperbarui: 29 Mei 2023   21:00 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memecahkan masalah keluarga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Seringkali, upaya untuk menyelesaikan masalah keluarga berakhir dengan kebuntuan, bahkan permusuhan. Di sisi lain, ada keinginan untuk menyelesaikan masalah dengan orang terdekat. Tapi sekali lagi, tidak ada pihak yang mau mundur untuk menenangkan keributan. Masalah kecil, yang awalnya masih bisa dinegosiasikan, menyebar ke topik lain dan menjadi semakin kompleks. 

Apa itu masalah keluarga?

Masalah keluarga secara umum mencakup segala dinamika, perilaku dan/atau pola yang mengganggu rumah tangga atau keluarga. Menurut psikoterapis berlisensi Babita Spinelli, masalah keluarga dapat disebabkan oleh masalah umum atau intens.  Masalah keluarga secara umum dapat menyebabkan perbedaan kepribadian dan pembagian kerja di rumah. Pada saat yang sama, masalah yang lebih intens dapat berasal dari pola asuh, pelecehan, atau trauma lintas generasi. Masalah keluarga yang tidak diobati dapat menyebabkan stres dan ketegangan, yang pada gilirannya berdampak negatif bagi anggota keluarga, terutama anak-anak yang terkena dampaknya. 

Jenis-jenis masalah masalah keluarga

Banyak sekali jenis dan faktor yang dapat menimbulkan masalah dalam sebuah keluarga, baik internal maupun eksternal, maka dari itu disebutkan dan dijelaskan faktor internal dan eksternal yang paling penting antara lain:

1. Kurangnya peran orang tua dalam mendidik anak

Pengajar ke rumah anak adalah orang tua mereka. Orang tua hendaknya memberikan pembelajaran yang baik dalam lingkungan keluarga agar dapat menumbuhkan akhlak dan karakter yang baik pada anaknya kelak. Keluarga merupakan pendidikan paling awal untuk mengembangkan sikap dan kreativitas anak. Namun jika anak tidak mendapat pengasuhan dari keluarga, maka akan timbul dampak negatif. Nanti anak susah ketemu teman-temannya saat datang ke sekolah, lalu susah belajar karena kurang mendapat perhatian dari orang tua. Oleh karena itu, orang tua harus mampu mendidik anaknya sejak kecil, agar sikap negatif tidak begitu cepat berkembang di lingkungan sosial. Namun, banyak orang tua yang tidak bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan dan informasi kepada anaknya, sehingga diperlukan solusi untuk mencegah hal tersebut.

1. Kebanyakan orang tua lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan melalaikan tanggung jawab membesarkan anak karena harus bekerja. Mereka harus lebih banyak menghabiskan waktu di rumah agar anak-anak dapat merasa nyaman dengan orang tuanya dan orang tua dapat mendidik anaknya di rumah. 

2. Menjalin komunikasi antara orang tua dan anak Peran orang tua dalam membesarkan anak dapat terpenuhi melalui komunikasi yang baik. Orang tua mungkin bertanya bagaimana kabar anaknya saat pulang sekolah, apakah sekolah itu menyenangkan atau tidak. Ciptakan percakapan yang penuh kasih agar anak merasa bahwa orang tuanya peduli padanya. Dengan cara ini, anak mempercayai orang tuanya dan merasa nyaman. katakan padanya apa yang terjadi. Ini juga menjaga kesehatan mental anak tetap hidup.

3. Memberi contoh yang baik untuk anak, orang tua adalah panutan bagi anaknya. Anak-anak melihat orang tua mereka sebagai panutan dalam kehidupan sosial mereka. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. agar anak-anaknya mencontohkan perilaku terpuji dan menjadi anak-anak yang memiliki sifat dan karakter yang positif.

2. Mertua terlalu mencampuri urusan sebuah pasangan

Terkadang dalam hubungan rumah tangga ada kalanya ibu mertua membantu beberapa masalah, yang tentunya karena kecintaan ibu mertua kepada menantu perempuan. Dalam hal ini, menjadi problematis jika ibu mertua yang terlalu ikut campur dalam urusan keluarga sang anak, menggunakan dalih menginginkan rumah yang tertib dan harmonis bagi anaknya. Mertua menganggap hal tersebut adalah hal yang wajar, namun berbeda dengan mertua dan anaknya, mertua dan anaknya menganggap bahwa mertua terlalu terlibat dalam hubungan rumah tangganya dan akibatnya yang terjadi membuat keluarga atau pasangan benar-benar tidak nyaman dan kesal karena merasa tidak nyaman karena mertua mulai mengeksplorasi privasi. Hal seperti ini sering terjadi dalam keluarga dan hanya sedikit yang mengalaminya. Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan memiliki batas atau batasan sehat yang harus kita tetapkan. Pembatasan bangunan tidak dimaksudkan untuk tidak menghormati mertua, tetapi digunakan untuk menekankan sejauh mana mereka (mertua) dapat mempengaruhi atau mengganggu hubungan keluarga mertua dan anak-anaknya. Namun yang terbaik adalah, sebelum Anda menetapkan batasan, jangan lupa untuk membicarakannya dengan pasangan Anda dan jika memungkinkan, cari solusi bersama.

3. Masalah keuangan

Perkawinan berdasarkan keuangan sebenarnya lebih umum, bermasalah dan terus berulang, membuatnya lebih sulit untuk diselesaikan. Ada perbedaan, misalnya besaran penghasilan suami atau prioritas pertanyaan pengelolaan keuangan. Menikah berarti kita bersedia menafkahi kebutuhan kita bersama. Karena setelah menikah, kami tidak hanya memenuhi kebutuhan kami sendiri, tetapi kami juga memiliki keluarga kecil yang harus menghidupi semua kebutuhan mereka juga. Inilah yang harus Anda lakukan untuk mengatasi masalah ini:

1. Bersikaplah terbuka dan komunikasikan dengan pasangan Anda
Dengan bersikap terbuka dan berkomunikasi satu sama lain, pasangan dapat mengetahui apa yang diinginkan pasangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun