Mohon tunggu...
Akulaku Indonesia
Akulaku Indonesia Mohon Tunggu... Administrasi - Financial Technology
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akulaku adalah solusi kredit instan yang memudahkan Anda untuk berbelanja dengan cicilan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jatuh Bangun William Li dalam Membangun Akulaku

2 Januari 2019   10:33 Diperbarui: 21 April 2020   19:42 4468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah layanan pinjaman online bernama Akulaku telah hadir di tanah air sejak pertengahan 2016 lalu. Layanan yang berbasis mobile ini memungkinkan untuk kamu membeli barang apa yang sedang kamu cari, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga ke alat elektronik.

Hingga saat ini, Akulaku telah memberikan pinjaman kepada 2 juta orang di Indonesia. Tak hanya itu saja, mereka telah melayani transaksi sekitar 2 juta transaksi per bulannya dengan nilai transaksi berkisar Rp 50.000 -- Rp 500.000.

Lalu, Bagaimana perjalanan sang CEO, William Li dalam membangun Akulaku ?

1. Mengawali dengan layanan pengiriman uang di Hong Kong

dok. Akulaku
dok. Akulaku
Seperti yang kamu ketahui, Akulaku didirikan oleh dua orang yang berasal dari Cina, yakni William Li dan Gordon Hu. William merupakan mantan Investmen Manager disebuah perusahaan asuransi bernama Ping An Insurance Company. Dengan memiliki latar belakang di bidang Hukum, kini William Li dapat melakukan banyak perubahan-perubahan di Akulaku.

Sedangkan Gordun Hu, ia merupakan seorang yang memiliki ilmu dalam bidang Software Engineer. Ia pernah bekerja diberbagai perusahaan ternama di Cina, seperti Tencent, Oracle, HuaTai Securities dan CITIC Securities.

"Kami sama-sama bekerja di Kota Shenzhen. Karena komunitas teknologi di sana cukup kecil dan dekat, kami pun bisa bertemu" ujar Co-Founder Akulaku, William Li.

Dengan memiliki pengalaman di Ping An, William memiliki ide untuk membuat layanan finansial pada negara berkembang diluar Cina.

Pada tahun 2015, akhirnya mereka berdua membangun sebuah layanan pengiriman uang (Remittance) lintas negara di Hong Kong. Melalui perusahaan tersebut itulah, membuat William bisa bertemu dengan para nasabah yang merupakan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Indonesia dan Filipina. Dari pertemuan itu, William dapat mempelajari gaya hidup dan latar belakang dari mereka.

"Ini adalah pengalaman pertama saya bertemu dengan orang-orang seperti itu. Saya pun mulai mempelajari apa kebutuhan mereka? Mengapa mereka secara rutin mengirim uang ke negara asal masing-masing?"

William pun telah memiliki akses untuk saling bertukar informasi dengan bank-bank besar di Indonesia, seperti BNI, BRI hingga Mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun