Aku pernah terjebak dalam sebuah kesalahan besar yang tidak akan pernah dilupakan olehku dan semua orang terdekatku seumur hidup. Terpuruk? Sudah pasti. Aku kehilangan semua yang sudah aku bangun selama bertahun-tahun. Kini, aku memulai kembali dari garis terbawah dalam tangga kehidupan.
Beribu rasa penyesalan terus membayangi dan hinggap dalam setiap nafas yang aku hembuskan. Berjuta imajinasi tabu akan pemikiran setiap orang yang menatapku.
Kini, akutak tahu arah dan tujuan. Kemana aku harus melangkah?Â
Setiap orang yang memberikanku pendapat, mereka berkata "Berdamailah dengan masa lalumu".
Ya, mungkin itu jalan satu-satunya agar aku bisa tenang menata kembali semua keinginan dan impianku yang sempat hancur. Ingin sekali rasanya aku berdamai dengan masa laluku, namun bagaimana caranya?
Sudah banyak artikel dan buku aku baca tentang cara berdamai dengan masa lali. Namun, tak ada satu pun yang bisa aku terapkan dalam kenyataan.
Hari demi hari terus aku cari, namun aku selalu gagal. Apa yang salah? Apa aku perlu membeli buku  memenuhi seluruh kamarku agar aku menemukan sebuah artikel atau tulisan yang bisa aku terapkan dalam kenyataan?
Disaat aku sudah mulai lelah dan merasa seakan ini adalah akhir dari semua perjalananku. Aku coba menenangkan diri di tempat ibadah.Â
Duduk bersila, memejamkan mata, memproyeksikan kembali semua kejadian yang aku alami, dan mencoba mencari dimana letak kebodohanku sehingga aku bisa ada dalam keadaan seperti ini.
Semua terproyeksikan dengan baik, layaknya sebuah pertunjukan film di bioskop.Â
Dan saat aku menemukan letak kesalahanku, aku membuka mata dan berkata pada diri. "Aku tidak boleh mengulangi kesalahan itu". Aku pun berdo'a pada Tuhanku agar aku diberikan pertolongan dalam perjalananku menuju perbaikan diri.
Setelah aku melakukan itu, aku pun merasa lebih tenang dan terbayangkan semua yang harus aku lakukan untuk menata kembali semua keinginan dan impianku.
Ternyata Berdamai dengan masa lalu itu mudah, hanya perlu mengingat kembali dengan kejadian itu dengan baik. Lihatlah semua hal yang sudah dilakukan. Lalu, berdo'alah pada Tuhan.
***
"Biarlah jemari menari mengikuti irama hati"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H