Mohon tunggu...
Muhamad Agung Noerwahid
Muhamad Agung Noerwahid Mohon Tunggu... CEO at Solit.id -

#akuagung "Biarkan Jemari menari mengikuti irama hati" ------------------ Solit.id

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

["Aimer" Chapter 1] - Perjalanan Menuju Masa Lalu

12 Desember 2017   13:30 Diperbarui: 12 Desember 2017   13:33 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AIMER -- Perjalanan Menuju Masa Lalu (Chapter 1)

"Taksi..."

Aku pun masuk dan naik taksi berwarna biru.

"Ke Jl. Garden Blok Adelia ya Pak.."

Aku mengeluarkan laptop dari tasku, melanjutkan kata-kata yang sedang aku rangkai semalam penuh yang hingga kini belum selesai.

"Mas, keliatannya lagi sibuk ngejar target nih..." ujar Supir Taksi

"Eh, ia pak nih lagi dikejar deadline baru nih pak..."

"Wah... kayanya bakal ada novel baru nih mas... Tentang apalagi nih ceritanya mas?"

"Hahh?!! Ko Pak supir tau saya suka bikin novel? Padahal saya kan bukan novelis terkenal, dan buku saya pun tidak saya jual di toko buku.."

Tak lama supir taksi tersebut membuka laci dashboard mobil itu. Terlihat tumpukan-tumpukan buku novel.

"Saya kalau lagi bosan atau menunggu ada penumpang saya menunggu dengan membaca novel. Ya kebetulan anak saya kan kuliah, dan punya hobi yang sama dengan saya." -Sembari mencari buku di laci tersebut.

"Nah akhirnya ketemu... Ini nih mas... Ini novel buatan mas kan? Tuh ada tanda tangannya juga... Boleh di cek ni mas.." -- Memberikan novel yang covernya tak asing bagiku

"Ia nih Pak ini novel saya... Dan ada tanda tangan saya juga..."

"Kebetulan anak saya aktif ngikutin twitternya mas.. Jadi makanya saya tau mas"

"Wah makasih loh ya Pak.."
"Oh ia, di depan belok kanan ya pak... Rumahnya yang di pojok sebelah kiri No.11"

"Sama-sama..."
"Sip mas...."

Dan akhirnya aku pun sampai ke rumahku yang sudah hampir seminggu tidak aku datangi.

Sesaat setelah aku turun dan menutup pintu taksi, terdengar sautan yang membuat aku terkejut.

"Abang!!" -Seorang pria tinggi yang berlari dari tempat dimana aku biasa olahraga ringan setiap pagi.

Dan ternyata dia adalah adikku yang sudah 3 bulan tidak bertemu karena dia adalah atlit renang yang kini sudah menjadi milik Indonesia dan lebih sering pergi ke Negara lain untuk bertanding membela nama Indonesia.

"Rik!! Apa kabar kamu? Kapan sampai sini? Ko ga ngasih kabar ke abang?"

"Sehat, baru 2 harian bang. Kan mau surprise ke mamah sama abang. Abang sendiri gimana? Sehat?"

"Sehat... Sehat... Gimana Ausie? Rame ga?"

"Mana ada aku jalan-jalan disana. Orang full latihan disana. Pagi, sore, sampai malam."

"Hahaha, nanti bulan depan abang mau ke Singapura. Pas banget barengan sama jadwal kamu pertandingan. Ntar abang mampir buat nonton kamu pertandingan."
"Ya udah, masuk yu.. Abang belum bilang sama mamah kalau hari ini Abang pulang.."

"Mamah lagi pergi ke Alun-alun sih daritadi. Bentar lagi pulang kayanya."

Kita berdua pun berbincang-bincang sambil berjalan masuk ke dalam rumah.
Sesampainya di dalam rumah aku lanjut bergegas masuk ke dalam kamar untuk mandi, karena sudah 2 malam aku terlalu fokus melanjutkan novel terbaruku di depan meja yang ada di apartemenku.

"Assalamu'alaikum... Rik... Arik... Bantuin mamah nurunin barang dari mobil nih" -Terdengar suara Ibuku dari luar rumah

Walau Arik yang dipanggil, namun tetap aku yang keluar rumah untuk menemui Ibuku.

"Lah.. Abang? Kapan datang? Arik mana?" -Sembari memelukku hangat

"Baru dateng kok mah... Arik lagi maen game di kamarnya tuh... Biar sini sama Abang aja..."

"Ehh.. kamu baru datang.. Takutnya masih cape.. Mana kamu makin kurus pula..."

"Ya elah mah... Udah, Mamah masuk aja.. Biar ini sama abang aja.."

"Ya udah kalau gitu, bawa ke dapur aja ya semuanya.."

"Siap..."

Aku pun mengeluarkan barang-barang dan membawanya masuk ke dalam rumah untuk disimpan di dapur.

----------

Saat untuk santap makan malam pun tiba. Kita semua berkumpul di meja makan yang baru dibeli setelah sekian lama kita menempati rumah ini.

"Eh Bang, gimana? Kapan novel barunya beres? Anak-anaknya temen mamah pada nanyain tuh.. Soalnya mereka tau kalau novelnya ga kan dijual di toko buku lagi.."

"Ya tunggu aja... masih baru proses 85%  nih.."

"Nah terus kapan mau ngenalin pasangan sama mamah? Udah berapa % proses pencariannya?"

"Ahhahahahai, masih jomblo bang? Katanya Ganteng -- Muda -- Berbakat tapi jomblo... Payah... " -Sahut Arik terhadap pertanyaan Ibu

"Hus kamu Arik... Kaya kamu dah laku aja..." --Sahut Ibuku pada Arik

"Lah Arik mah kan lagi fokus dulu latihan buat kejuaraan... Gampang cewe mah, udah ngantri.."

"Ia mah, belum mulai proses lagi... Belum nemu yang bikin Abang ngerasa gimana gitu mah.. Rata-rata mereka deketin Abang karena pencapaian yang abang milikin sekarang.. Bukan pribadi atau diri Abang.."

"Ia, tapi jangan kelamaan... Umur kamu udah 26, selain udah mulai nabung buat masa depan kamu, kamu juga harus udah mulai ada yang kamu deketin. Katanya punya target di umur 25? Udah kelewat kan dari target? Waktu tuh ga kerasa loh.. Ya minimal di umur sebelum sampai 30 tahun kamu udah ngelamar atau udah punya rencana kedepannya sama pasangan kamu.. Jangan sampe deh di umur 30an kmu masih sendiri.."

"Ia mah, dulu kan punya target umur 25 ternyata hanya emosi masa muda doang mah.. Ya setidaknya umur sebelum 30 Abang udah wujudin impian itu... Do'ain anakmu ini mah..."

Entah apa yang membuat Ibuku menjadikan pasangan itu topik pembicaraan malam ini. Selama di meja makan aku hanya bisa terdiam memikirkan semua perkataan Ibuku.

Ya wajar saja jika kali ini aku lebih selektif dan memilih-milih siapa pasanganku kelak..
Ok, kali ini kita coba flash back beberapa kejadian asmaraku bersama pasanganku sebelum aku memiliki status jomblo saat ini.

(Cont. "AIMER" Chapter 2 -- Jodoh Fisik tak terduga (Part 1) )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun