( PKM )
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENYULUHAN TANGGAP DAN ANTISIPASI SUSPEK TBC
Â
                                    Oleh
                            NUR QOMARIAH.,SE.,MM
                                   NIDN: 0721118006
                                  Akuu44@gmail.com
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
      SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI GEMPOLÂ
                        2024
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
ABSTRAK
Â
Â
Â
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat merupakan kunci untuk memutus rantai penularan. Penyuluhan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala awal TBC, faktor risiko, serta pentingnya segera memeriksakan diri jika mengalami gejala yang mencurigakan. Dengan pengetahuan yang memadai, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya pengendalian TBC di komunitas. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global yang serius, dengan dampak signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas. Tanggap dan pencegahan dini terhadap penyakit TB sangat penting untuk mengendalikan penyebarannya. Abstrak ini membahas pentingnya deteksi awal dan respons cepat terhadap kasus suspec TB. Tindakan pencegahan, seperti skrining sistematis, edukasi masyarakat, dan vaksinasi BCG, berperan krusial dalam mengurangi angka kejadian TB. Selain itu, kolaborasi antara tenaga kesehatan, pemerintah, dan komunitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan. Dengan pendekatan yang holistik dan berbasis data, diharapkan angka infeksi dan angka kematian akibat TB dapat ditekan, serta kualitas hidup penderita dapat ditingkatkan. Penelitian lebih lanjut mengenai strategi pencegahan dan pengobatan yang efektif juga sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan yang ada dalam pengendalian penyakit ini.
Kata kunci:tanggap dan antisipasi dini suspect TBC
BAB 1Â
PENDAHULUAN
Â
- Latar BelakangÂ
- Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang umumnya menyerang paru-paru tetapi juga dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya. Meskipun telah ada kemajuan dalam penanganan dan pengobatan TB, penyakit ini masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun terdapat jutaan kasus baru yang dilaporkan, dengan banyak di antaranya adalah kasus yang tidak terdiagnosis atau terlambat ditangani. Salah satu tantangan utama dalam pengendalian TB adalah deteksi dini kasus-kasus suspec TB. Suspec TB merujuk pada individu yang menunjukkan gejala klinis yang mencurigakan, seperti batuk berkepanjangan, penurunan berat badan, demam, dan keringat malam, namun belum memiliki diagnosis yang pasti. Keterlambatan dalam diagnosis dapat menyebabkan penyebaran lebih lanjut dari penyakit ini kepada orang lain, serta meningkatkan risiko komplikasi bagi penderita.
- Â Â Â Â Â Â Â Pencegahan dan penanggulangan dini terhadap kasus suspec TB sangat penting untuk mengurangi angka penderita dan kematian akibat penyakit ini. Langkah-langkah pencegahan yang efektif, seperti skrining rutin, edukasi masyarakat, vaksinasi, dan pengobatan profilaksis, harus diintegrasikan dalam program kesehatan masyarakat. Selain itu, kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan komunitas lokal, sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan mempermudah akses ke layanan kesehatan.
- Dengan pendekatan yang komprehensif dan berbasis bukti, diharapkan upaya pencegahan dan penanggulangan TB dapat lebih efektif. Pentingnya kesadaran akan gejala dan faktor risiko TB, dukungan terhadap individu yang berisiko, serta penguatan sistem kesehatan menjadi kunci dalam memerangi penyakit ini. Melalui langkah-langkah tersebut, tujuan global untuk mengakhiri epidemi TB dapat dicapai, dan kualitas hidup masyarakat dapat ditingkatkan. Penyakit tuberkulosis (TBC) dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terinfeksi atau mengembangkan penyakit.
- Â Berikut adalah beberapa faktor risiko utama yang dapat menyebabkan TBC:
- Kondisi Kesehatan:
- HIV/AIDS: Infeksi HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat individu lebih rentan terhadap infeksi TB.
- Penyakit Kronis: Kondisi seperti diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dapat meningkatkan risiko infeksi.
- Nutrisi Buruk: Malnutrisi atau kekurangan gizi dapat melemahkan daya tahan tubuh.
- Lingkungan: Kepadatan Penduduk Tinggi: Tinggal di daerah dengan kepadatan populasi tinggi, seperti pemukiman kumuh, meningkatkan risiko penularan.
- Ventilasi Buruk: Ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang baik dapat meningkatkan risiko penularan TB, karena kuman TB dapat terperangkap di udara.
- Sosial dan Ekonomi: Kemiskinan: Individu yang hidup dalam kondisi ekonomi yang tidak memadai sering kali memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan dan nutrisi yang baik.
- Pendidikan yang Rendah: Kurangnya pengetahuan tentang TB dan cara penularannya dapat meningkatkan risiko infeksi.
- Faktor Demografis:
- Usia: Anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua cenderung lebih rentan terhadap TB.
- Jenis Kelamin: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan wanita, meskipun faktor ini bisa bervariasi tergantung pada konteks sosial dan budaya.
- Paparan Terhadap Pasien TB Aktif: Kontak Dekat: Individu yang tinggal atau berinteraksi dengan pasien TB aktif memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi.
- Penggunaan Zat Terlarang: Rokok: Merokok dapat merusak sistem pernapasan dan menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan risiko TB.
- Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan dan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi.
- Perjalanan dan Mobilitas: Migrasi: Migran dari daerah dengan tingkat TB tinggi dapat membawa kuman TB ke daerah baru, meningkatkan risiko penularan.
- Kondisi Hidup: Tempat Tinggal yang Tidak Layak: Tinggal di rumah yang sempit, lembab, dan kurang bersih dapat meningkatkan risiko terpapar kuman TB.
Memahami faktor-faktor risiko ini sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian Dengan mengidentifikasi individu dan kelompok yang berisiko tinggi, intervensi yang tepat dapat dirancang untuk mencegah penyebaran penyakit.
PEMBAHASAN
Tanggap Cepat dan Antisipasi Dini Suspek Penyakit TBC
Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling umum menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mempengaruhi bagian tubuh lainnya. TBC menyebar melalui udara, ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Tanda dan Gejala Awal TBC
Penting untuk mengenali tanda-tanda awal TBC agar dapat melakukan penanganan yang cepat dan efektif. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- 1.Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu
- Nyeri dada
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Kelelahan
- Demam dan keringat malam
- Kehilangan nafsu makan
3. Proses Tanggap Cepat
Tanggapan cepat terhadap tanda-tanda TBC sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Berikut langkah-langkah yang dapat diambil:
a. Pemeriksaan Awal
Anamnesis:
Mengumpulkan riwayat kesehatan pasien, termasuk faktor risiko, kontak dengan penderita TBC, dan gejala yang dialami.
Pemeriksaan Fisik:
Dokter melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda penyakit, seperti suara napas yang tidak normal.
b. Diagnostik
Tes Mantoux: Uji kulit untuk mendeteksi infeksi TBC.
Rontgen Dada: Untuk melihat adanya lesi paru-paru.
Tes Bakteriologi: Mengambil sampel dahak untuk uji kultur atau PCR.
4. Antisipasi Dini
Antisipasi dini sangat penting dalam mengendalikan penyebaran TBC , hal ini perlu di lakukan untuk mengambil langkah cepat menangualbgi penyebaran virus TBC itu sendiri, dan adapaun Langkah-langkah yang dapat diambil meliputi:
Pendidikan Masyarakat: Meningkatkan kesadaran tentang penyakit TBC, cara penularan, dan pentingnya pengobatan.
Vaksinasi: Vaksin BCG dapat membantu melindungi anak-anak dari bentuk serius TBC.
Deteksi Dini: Memfasilitasi akses ke layanan kesehatan untuk pemeriksaan berkala, terutama di daerah berisiko tinggi.
5. Pengobatan TBC
Pengobatan TBC memerlukan pendekatan yang terencana dan disiplin, dengan beberapa tahapan:
a. Terapi Antituberkulosis
- Pengobatan TBC biasanya dilakukan dengan kombinasi beberapa obat untuk mengurangi risiko resistensi. Rangkaian pengobatan meliputi:
- Regimen Awal:
- Umumnya melibatkan empat obat: Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, dan Etambutol (HRZE) selama 2 bulan.
- Regimen Lanjutan:
- Dilanjutkan dengan dua obat (Isoniazid dan Rifampisin) selama 4 bulan.
b. Kepatuhan Terhadap Pengobatan
Penting untuk memastikan pasien mengikuti regimen pengobatan dengan ketat. Dapat dilakukan melalui Pengobatan yang Diterapkan Secara Langsung (DOT): Tenaga kesehatan mengawasi pengobatan untuk memastikan pasien mematuhi jadwal yang ditentukan.
c. Monitoring dan Evaluasi
Follow-up Rutin:
Memantau perkembangan pasien melalui pemeriksaan klinis dan tes laboratorium.
Penanganan Efek Samping: Mengidentifikasi dan mengatasi efek samping yang mungkin muncul akibat pengobatan.Tanggap cepat dan antisipasi dini terhadap suspek penyakit TBC sangat penting dalam pengendalian dan pencegahan penyakit. Dengan mengenali gejala awal, melakukan pemeriksaan yang tepat, dan menerapkan pengobatan yang disiplin, kita dapat mengurangi angka kejadian dan penyebaran TBC di masyarakat.
METODE
Kegiatan  dilaksanakan  pada  hari  Senin,  8  Juli  2024   bertempat  di  ruangan  Ruang Serba Guna UOBF PUSKESMAS  NGEMPIT  dengan Alamat : Jl.Ngempit Raya No. 19 Ngempit Kec. Kraton Pasuruan 67151 . adapaun perserta  yang  terlibat  dalam kegiatan  ini  sebanyak  65 orang yang terdiri dari petugas puskesmas dan juga petugas kesehatan setiap dusun serta tokoh masyrakat yang di yakini bisa membantu dalam partisipasinya menangulangi suspec TBC.Pelaksanaan-kegiatan-dimulai dengan memunculkan ide serta konsep pengabdian kepada masyarakat  untuk menargetkan sasaran yang di tuju.
Metode pelaksanaan yang digunakan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan-metode-pendekatan persuasive edukatif melalui penyuluhan, pelatihan dan bimbingan dalam pengabdian melalui tahapan  sebagai berikut3:Â
a).Melakukan-survei-lokasi-pada-bulan-Juni-2024
;b).Merencanakan-kegiatan-mencakup-waktu, materi,dan teknis pelaksanaan kegiatan.
c).Konfirmasi-dengan-staf-bagian-keuangan-mengenai-peserta-sarana prasarana dan teknis pelaksanaan kegiatan;
d).Penyampaian  materi dengan  metode ceramah yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi-prosedur-penggajian-dan-pengupahan karyawan;
e).Diskusi-untuk-memperdalam-materi-yang-telah disosialisasikan;
f).Evaluasi  untuk mengukur tingkat pemahaman peserta pengabdian;
 g)Tahap pembuatan  laporan  kegiatan  pengabdian  kepada  masyarakat  tentang TANGGAP DAN ANTISIPASI SUSPEK TBC melalui penyuluhan, tanya jawab dan  pelatihan.
HASIL
Hasil  Pelatihan Tanggap dan Antisipasi terhadap Suspek TBC antara lain
1. Tujuan Pelatihan
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai:
Tanda dan gejala awal TBC. Prosedur tanggap cepat terhadap suspek TBC.Strategi antisipasi dini untuk mencegah penyebaran TBC, Protokol pengobatan yang tepat dan kepatuhan pasien.
2. Materi Pelatihan
a. Pengenalan TBC
Peserta diberikan pemahaman dasar tentang TBC, termasuk:Penyebab dan cara penularan.
Dampak kesehatan masyarakat akibat TBC.
b. Identifikasi Suspek TBC Peserta dilatih untuk mengenali tanda dan gejala TBC, seperti:
- Batuk berkepanjangan.
- Penurunan berat badan.
- Demam dan keringat malam.
c. Prosedur Tanggap Cepat
Materi ini mencakup langkah-langkah yang harus diambil ketika menghadapi suspek TBC:
Anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Rujukan ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dan Pengambilan sampel untuk diagnosa.
d. Antisipasi Dini
Peserta diajarkan cara melakukan antisipasi dini, termasuk Edukasi masyarakat tentang risiko dan pencegahan TBC.Pentingnya vaksinasi BCG.
KESIMPULAN
Kesimpulan Hasil Pelatihan:
Tanggap dan Antisipasi terhadap Suspek TBC Pelatihan ini berhasil mencapai tujuannya dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta mengenai penanganan suspek TBC. Berikut adalah poin-poin utama dari kesimpulan hasil pelatihan:
- Peningkatan Pengetahuan:
- Peserta menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan tentang tanda dan gejala awal TBC, serta pentingnya deteksi dini.
- Prosedur Tanggap Cepat:
- Peserta memahami langkah-langkah yang perlu diambil ketika menghadapi suspek TBC, termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, dan rujukan ke fasilitas kesehatan.
- Strategi Antisipasi:
- Peserta dilatih untuk melakukan antisipasi dini melalui edukasi masyarakat dan pentingnya vaksinasi, serta pengawasan terhadap kelompok berisiko tinggi.
- Kesadaran Pengobatan:
- Ada pemahaman yang lebih baik tentang protokol pengobatan TBC dan pentingnya kepatuhan pasien terhadap regimen yang ditentukan.
- Praktik Simulasi:
- Latihan simulasi dan studi kasus membantu peserta menerapkan teori ke dalam praktik nyata, meningkatkan kesiapan mereka dalam menangani situasi yang mungkin terjadi.
- Rekomendasi
Melanjutkan pelatihan secara berkala untuk memperbarui pengetahuan peserta.
Mendorong kolaborasi antara peserta dan fasilitas kesehatan untuk pengawasan dan penanganan kasus TBC. Mengembangkan program edukasi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pencegahan dan pengobatan TBC. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dalam menangani dan mencegah penyebaran TBC di masyarakat.
DAFTAR REFRENSI
Â
Buku Teks:
Fauci, A. S., & Lane, H. C. (2018). Harrison's Principles of Internal Medicine. McGraw-Hill Education.
Raviglione, M. C., & Sulis, G. (2016). Tuberculosis 2016: A Global Perspective. Springer.
Jurnal Ilmiah:
World Health Organization. (2021). "Global Tuberculosis Report 2021." WHO Press.
Dheda, K., et al. (2016). "The epidemiology of tuberculosis in South Africa: A review." The Lancet Infectious Diseases, 16(3), 240-250.
Sumber Daring:
Centers for Disease Control and Prevention. (2022). "Tuberculosis (TB) - General Information." Diakses dari [CDC website].
World Health Organization. (2022). "Tuberculosis." Diakses dari [WHO website].
Dokumen Resmi:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes RI.
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. (2019). Laporan Tahunan Tuberkulosis 2019. Jakarta: Kemenkes RI.
Materi Pelatihan:
Pelatihan Tanggap dan Antisipasi Suspek TBC. (2023). Materi Pelatihan dan Handout. [Nama Lembaga atau Organisasi].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H