Sependapat dengan tawaran ini, Gus Mamak (Moch. Tijani) menyebut tema obrolan kali sangat tepat dan strategis. Menurutnya, kita semua layak disebut pemuda. Sekalipun sudah tua secara umur, apabila memiliki idealisme, tahan terhadap capek, tahan terhadap kritik, tidak gampang mengeluh terhadap keadaan serta memiliki andil besar untuk memberikan kontribusi terhadap negara, dengan cara ikut memanggul beban tanggungjawab pemerintah atas kesemrawutan keadaan negara, itulah ciri-ciri pemuda. Sehingga, menurutnya, pemuda itu bukan ditentukan berdasarkan usia, sebab "usia nambah itu takdir. Sedangkan tetap bersemangat muda itu soal pilihan", katanya. Inilah basis moral dari Pemuda milenial.
Sudah demikian lama posisi pemuda berada di pinggir keramaian politik yang antah berantah di negeri ini. Jelasnya, pemuda lebih banyak sebagai obyek daripada menjadi subyek. Demikian itu harus disadari supaya para pemuda mampu mengulang kesejarahan peran pemuda sebagaimana 1908, 1928, dan 1945, sebagai manifestasi nyata untuk mengimplementasikan pergeseran dari cara berpikir subjektif ke arah yang lebih obyektif.
1) Pemuda sekarang harus bersedia menghilangkan cara kebiasaan berpikir dan bertindak egosentrisme. 2). Pemuda harus mampu bersikap plural dalam politik, sebab kita tidak bakal bisa menggeret perubahan jika masih berpikir en bloc. 3). Pemuda harus mampu memotori penerimaan perbedaan budaya atau pluralisme budaya antar kelompok maupun kelas. 4). Pemuda perlu mempelopori cara berpikir dan bertindak yang adil, proporsional, dan sesuai konteks kekinian.
Potensi dan kekuatan pemuda memang luar biasa. Sukarno, sebagaimana jamak diulang-ulang, berkata: "siapkan 10 pemuda maka akan aku guncangkan dunia". Bung Karno sadar betul, bahwa urgensi peran pemuda ini diilhami oleh langkah-langkah nyata kanjeng Nabi SAW. dalam membangun peradaban umat manusia ternyata banyak didampingi para sahabat yang notabene masih berusia muda. Hal ini disampaikan oleh Gus Adib (KH. Bisri Adib Hattani), salah satu Kyai muda pengasuh pondok pesantren Raudlatut Tholibin Leteh.
Pilihan pada pemuda sebagai kekuatan utama kebangkitan Indonesia, antara lain disasarkan pada definisi pemuda. Pemuda adalah mereka yang memiliki hati dan pikiran yang bersih. Ibarat kertas putih belum terdapat goresan-goresan. Menurut Gus Adib, inilah kenapa pemuda sangat potensial mengubah takdir. Sekalipun secara usia masih muda justeru inilah yang menjadi sebab mengapa pemuda memiliki kepribadian dan pendirian yang kuat. Mereka memiliki kualitas dan visi yang positif dalam menatap dunia.
Bukan pemuda jika berpikir negatif; bukan pemuda jika berpikir sempit dan pesimis; dan bukan pemuda jika abai terhadap realitas keadaan, baik keadaan dirinya sendiri maupun lingkungannya.
Tabik! Semoga bermanfaat.
*) Penulis adalah Direktur Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) Rembang dan Sekretaris LP Ma'arif PCNU Rembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H