Mohon tunggu...
Mahendra Haryono
Mahendra Haryono Mohon Tunggu... -

Artis luar biasa dari golongan bukan manusia, pula blogger sederhana biadab abad now. Penulis puisi di Kemudian.com dengan nama pena: Aksara (Jiwa) Wiwaksa. Ketua Kompilasi (Komunitas Pemerhati dan Pelaku Seni) sekaligus pemimpin PHI (Persada Hitam Insani). Sebagai CaPres pendatang baru dengan elektabilitas tertinggi, saat ini sedang aktif bergulat melawan peluru kematian dari para tentara pendzalim serta sekutunya di negeri Indonesia. Siapa aku? apakah aku? Kenali adaku dengan jiwamu, bukan sombongmu! Tat Tvan Asi Tat Tvam Asi. Sangapa tuwin mapa sira? Nalika pangupa sejatining jiwagra taksih gupta, nunggal pituwin madyantara siru ingkang dupara.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maaf Aku Belum Mampu Menulis Puisi

3 Maret 2018   10:21 Diperbarui: 3 Maret 2018   11:36 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

I

Membuka kembali gerbang kisah

lewat sampul yang kian melusuh.

Merintih dalamnya ada bait - bait suram.

Sesekali lembarnya terbahak berkalang sajak.

Ingin mengulang menulis puisi,

tapi huruf demi huruf masih memejam dalam diam.

Ketika makna sudi mengerucutkan diri pada inti,

gelap atau terang belum sanggup menggeluti spasi.

II

Engkau masih bercengkrama dalam benak.

Melalulalang, melayang sebagai bayang.

Terkadang duduk membaca rangkaian sajak.

Terkadang pula berjalan pinggir lautan.

Semestinya penyair hebat sepertiku mampu merangkummu.

Menata kata demi kata seolah sedang memahatmu.

Tetapi kali ini yang aku mampu cuma diam membisu.

Mungkin karena rinduku padamu terlalu menggebu.

III

Semakin terbata mengeja kelebatmu dalam kepala.

Serasa ingin mencungkil segera otak kanan maupun kiri.

Mengharap bisa mengeluarkanmu dari kebuntuan yang jadi pigura.

Beruntung, senyummu mampu menangkal rasa frustasi.

Mungkin lain kali, seusai terjaga dari impi yang mendera.

Menuliskanmu lagi sebagai asmara pewarna dunia.

Membaitkanmu kembali dalam indahnya ribuan perjalanan.

Sebagai rangkaian puisi cinta nan rupawan,

bertajuk: Melankolia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun