Melalulalang, melayang sebagai bayang.
Terkadang duduk membaca rangkaian sajak.
Terkadang pula berjalan pinggir lautan.
Semestinya penyair hebat sepertiku mampu merangkummu.
Menata kata demi kata seolah sedang memahatmu.
Tetapi kali ini yang aku mampu cuma diam membisu.
Mungkin karena rinduku padamu terlalu menggebu.
III
Semakin terbata mengeja kelebatmu dalam kepala.
Serasa ingin mencungkil segera otak kanan maupun kiri.
Mengharap bisa mengeluarkanmu dari kebuntuan yang jadi pigura.