Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen AS: Quiz Time Love

9 Maret 2023   07:09 Diperbarui: 9 Maret 2023   07:39 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lentera mendatangi Kedai DN bersama Aji, Suaminya. Perempuan bermata coklat dengan alis tipis itu mengenakan hijab segiempat yang dibuat serapi mungkin. Dengan paduan warna moka dengan gamisnya terkesan menarik perhatian. Khususnya pada pembawa acara Quiz Time Love bernama Adel.

Saat itu Kedai DN tengah ada program televisi yang menanyai para pelanggan kedai yang menunggu kopi disajikan. Adel melangkah menuju ke meja Lentera yang asik mengobrol dengan Aji. Ia sangat terkejut ketika lampu menyala menyoroti keduanya. 

"Selamat anda berhasil mendapatkan uang senilai lima ratus ribu, atau anda ingin memilih hadiah kotak dari kami dan ditambah uang tiga juta. Namun, syaratnya harus bisa menjawab pertanyaan dari kami." Adel, sang pembawa acara menawarkan opsi lain, dengan hadiah yang membuat jantung Lentera hampir copot karena gugup. 

Aji berbisik di telinga Lentera, "Coba dulu aja, Ra." Lentera membulatkan kedua matanya.

"Boleh tahu namanya?" 

Baca juga: Cerpen: Pintu

"Lentera."

"Apa kalian adalah pasangan yang sudah menikah?" 

"Betul," kali ini Aji yang mewakili Jawabanya untuk Lentera.

"Wah, pantas terlihat sangat-sangat cocok dengan pertanyaan yang akan kami berikan. Pertanyaannya cukup simple. Gini Kak Lentera apa tujuan anda menikah dan jika suami anda tiba-tiba dipecat dari pekerjaan kemudian menjadi seorang pengangguran. Lalu Kak Lentera menggantikan suami bekerja. Bagaimana tanggapan anda?" 

Setelah usai mengajukan pertanyaan Adel mengulurkan mix kepada Lentera. 

Aji kembali merangkul Lentera agar istrinya dapat berpikir tenang. Suaminya kembali mengelus bahu belakang.

Dengan menatap Aji sang suami, Lentera menjawab dengan yakin. 

"Tujuan kami menikah semua karena Allah, saya jatuh cinta pada suami saya pun karena Allah. Apapun nanti, jika dikemudian hari Aji_"

Kalimat Lentera terjeda.

Bayangan wajah seseorang dari masa lalunya kembali muncul dalam ingatan. Lentera mengingat kembali ketika seseorang itu datang ke rumah. 

"Bara." Lentera tidak habis pikir Bara akan berkunjung ke mari. Sedang, ia tahu kini statusnya menjadi seorang istri.

Bara tak peduli.

Lentera tidak menyuruhnya masuk. Bara hanya berada di halaman rumahnya. Di samping pohon Cemara yang tumbuh menutupi setengah badan mereka. Duduk di kursi besi yang paten. Lentera sangat takut Aji akan bangun dari tidur siangnya, mengetahui Bara yang berani menyibak daun rambutnya menutupi sebagian wajah Lentera.

"Jangan begini, Bar!" 

Lentera bergeser dari tempat duduknya.

"Ra, di rambutmu masih ada kutunya. Sini, jangan salah paham dulu. Rambut bagus-bagus masih aja memelihara kutu."

Lentera tertawa. 

"Haha, sembarangan kamu. Bar. Aku sudah rajin sampoan nggak kayak dulu lah. Lentera sekarang lebih rajin sampoan. Haha .... "

"Iya, rajin sampoan karena ada anu. Lah, gua masih jomblo terus, Ra. Cariin jodoh napa buat gua." Bara menoel hidung Lentera. 

"Heh, bukannya seorang Bara dulu banyak yang suka. Kenapa sekarang minta dicariin?"

"Masalahnya, ceweknya nggak ada yang mirip kamu. Ra."

Bara terus memperhatikan senyum sumringah Lentera. Gingsul yang tampak deretan gigi putih Lentera tampak jelas. Bibirnya segera mengatup. Lentera kewalahan mengatur detak jantung bergemuruh hebat.

"Berhenti bercanda Bara. Berhenti menggoda ku. Lebih baik kamu pulang sebelum Aji melihat kamu di sini." Lentera mendorong Bara keluar dari pagar.

Bara sangat kuat menginjakkan kaki sehingga dorongan yang Lentera layangkan nyaris merosot. Membuat tubuhnya hampir ambruk. Bara berhasil menangkup.

"Kamu baik-baik saja kan, Ra."

Lentera terdiam. Berbalik lalu lari meninggalkan Bara sendirian di tempatnya. Bara memilih pulang. Menutup pagar besi tanpa pamit.

Lentera membuka pintu kamarnya, melihat suaminya masih berbaring. Ia duduk di samping kirinya. Tiba-tiba Aji membuka mata.

'Aku sudah melihat semuanya, Ra. Semua saat kamu dengan Bara tertawa bahagia.' Aji megumam dalam hati.

Kedua mata menatap wajah sang istri tanpa mengatakan apapun. Lentera menunjukkan gagap di bibirnya, wajah setengah bersalah Lentera tak tahu harus berbuat apa.

...

"Bagaimana, Kak? Apa mau dilanjutkan jawabanya?" Suara Adel sang pembawa acara membuat Lentera terperanjat.

"Em, maaf. Ya, saya Rido apapun yang akan terjadi nanti. Semuanya karena Allah."

Tepukan tangan dari semua orang yang berada di Kedai DN menutup Quiz Time. 

Lentera berhasil memboyong hadiah kotak terakhir dan uang tunai. Mereka masuk ke dalam mobil, Aji bersiap menyetir dan melaju dengan kencang meninggalkan Kedai tersebut.

***

Pemalang, 9 Maret 2023

#CerpenAS_UntukKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun