Suara tip, musiknya terdengar sangat merdu, dan mendayu-dayu. Seperti ini.
Ning, Nang, Ning, Gung.
"Iya, La. Tante Nia terlihat sangat cantik ya."
"Ma, Mama. Kenapa Tante Nia mengenakan baju berwarna hitam? Biasanya 'kan baju pengantin berwarna putih, dan juga menggunakan mahkota seperti peri."
Mama Vera tersenyum memandangi anaknya, sebelum menjawab keingintahuan sang anak.
"Lala, setiap pengantin itu berbeda-beda, memiliki pakaian adat pengantin yang bermacam pilihan. Ada pakaian adat Sunda, pakaian adat Jawa, pakaian adat Bugis, pakaian adat Palembang dan masih banyak lagi. Nah, Tante Nia ini memilih menggunakan pakaian pengantin adat Jawa, Lala." Mama Vera memberi penjelasan tentang pakaian adat pengantin.
Pengantin Adat Jawa, wanita menggunakan kebaya dari kain beludru hitam yang didominasi motif kain kawat emas, serta menggunakan kemben pada bagian dalamnya.
"Oh, gitu ya. Ma. Banyak sekali pakaian adat pengantin," jawab Lala sambil mengunyah kacang telur.
"Ya, sayang. Itu semua warisan budaya kita. Kita harus bangga hidup di Indonesia." Kata Mama Vera.
Setelah itu, menyuruh Lala menunggu sebentar di tempatnya. Mama Vera akan mengambilkan semangkuk bakso untuk Lala. Â
Semakin siang, para tamu yang lain saling berdatangan. Sebelum pulang, Lala dengan lincahnya mengajak Mamanya untuk bisa foto bersama pengantinnya. Tentu saja hal itu Mama Vera lakukan untuk menyenangkan anaknya.