Sekembalinya di rumah, Rian mengirim pesan untuk mengabarkan kepada bosnya. Pekerjaan yang dia lakukan mendapatkan hasil berupa uang seratus ribu dalam sehari. Terhitung dari upahnya tujuh puluh lima ribu, biaya bensin dan makan.Â
Hasil yang dia peroleh diberikan kepada istrinya, dibelanjakan untuk beli popok, beli lauk nanti malam.Â
Sebulan terlewati pekerjaan Rian hari ini akan menarik buku di Sekolah Negeri 6 Banyumas. Motor matic yang ingin dia gunakan ternyata dipakai untuk mengantarkan ayahnya. Terpaksa dia harus menggunakan motornya sendiri. Motor butut keluaran tahun 2004, lampu depannya mati karena setruman akinya pun tidak menyala.Â
Rian mengenakan pakaian biasa, celana Levis biru dan baju yang dirangkap switer hitam.
Sesampainya di sekolah, Rian dihentikan oleh scurity.
"Maaf, Bapak ini siapa? Ke sini ada kepentingan apa?" Sikap securty yang bulan lalu semula ramah dan hormat, kini berubah lebih sangar dengan tatapan merendahkan.
"Loh, bapak kan pernah bertemu saya. Saya petugas yang mengantarkan buku LKS." Awal ke sini Rian bersama bosnya menaiki mobil, dan menggunakan baju batik seperti seorang guru.
Rupanya perubahan penampilan yang semula rapi menjadi biasa. Akibatnya, akan diremehkan sebelah mata oleh orang lain yang Rian temui di sekolah ini.Â
Setelah Rian menjelaskan siapa dirinya. Scurity itu mempersilahkan masuk. Rian berjalan di koridor sekolah menuju ruang koperasi. Tatapan guru-guru kepadanya sangat tajam dan menyeledik.
Rian dihentikan oleh kepala sekolah, "Anda siapa? Ada perlu apa datang kemari?"
"Saya Rian, Pak. Pengantar buku LKS, saya kemari ingin menarik sisa buku bulan kemarin."