Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terjebak dalam Kerumunan Penonton

9 November 2022   11:23 Diperbarui: 9 November 2022   11:32 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh, ya sudah." Mereka mencari tempat yang lebih leluasa.

Bukan hal mudah untuk kembali di tengah-tengah panggung, yang sudah dipadati oleh penonton. Mereka di sebelah utara, bagian pintu masuk Mall. Bersandar di dinding kaca bening yang lumayan tebal.

Sepertinya Melodi menginginkan tempat utama, agar lebih jelas melihat langsung wajah Vokalis band. Teriakan demi teriakan memecahkan daun telinga. Saat nyanyian Daun Pintu, pertama kali dibawakan. Melodi berjingkrak menikmati musik.

Ia terus berjalan ke tengah-tengah, Rama mencoba mengikuti dari arah belakangnya. Langkah Melodi semakin mendekati panggung. Rama ingin menarik lengan gadis itu. Meleset. Melodi melesat jauh dari pandangan. Tubuh-tubub gempal penonton lain menutup jalan. Rama hanya terpaku ditempatnya.

Saat alunan musik berhenti digantikan pembawa acara keluar menyambut para penonton. Melodi kehilangan Rama. Dia mencarinya. Mencari celah untuk bisa keluar dari kerumunan. Sayangnya tubuhnya terlalu ramping, tidak sanggup mendorong kuat penonton lain.

"Gimana nih?" Melodi menggigit bibirnya menahan diri. Ingin berteriak.

Muncul ide di kepalanya.

"Minggir, Kak. Awas ada air panas, air panas!" Dengan membungkus lengannya sebagai alasan.

Para penonton tersentak, mendengar ucapan Melodi. Masing-masing memundurkan tubuhnya perlahan-lahan. Memberi jalan kepada Melodi. Hingga sampai menepi di bagian dinding kaca. Melodi bisa bernapas lega. 

Sementara Rama masih saja terpaku di tempatnya. Melodi merogoh tas selempang. Mengambil ponsel, lalu menelepon Rama. 

Ponsel Rama dalam sakunya, hingga dia tak tahu ada panggilan masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun