Semua melihat kami menggelengkan kepalanya. Apa mereka pikir aku ada hubungan khusus dengan adikku sendiri. Yang benar saja. Aku tetep keukeh mengantarkan Rangga sampai ke sekolah. Aku berdebat dengan dia di pinggir jalan.
"Anton, tunggu!"Â
Rangga memanggil temannya lalu menyusul. Aku ikut membuntut di belakangnya.
"Ga, dia pacar barumu ya. Cantik yah. Cie-cie yang diantar sama pacarnya."
"Itu Mbakku."
"Ah, yang bener. Kamu 'kan cuma punya kakak laki-laki."
Aku menguping sambil senyum-senyum.
"Serius, Ton. Ini Mbakku yang seminggu lalu habis pulang dari Jakarta. Kamu memang tidak pernah lihat."
"Ga, kemarin pas aku pakai motormu kayaknya korek api sama rokok bapakku ketinggalan deh."Â
"Jadi, itu rokok bapakmu, Ton!"
Rangga menjintak kepala temannya. Kemudian, melihat ke arahku. Mereka berhenti. Aku tersenyum.