"Ini punya kamu Rangga! Awas, saja kalau kamu mulai ngerokok Mbak tidak akan kasih izin kamu buat pakai motor."
Dia menunduk kemudian menjawab.
"Itu bukan punya Rangga, Mbak."
"Kalau bukan punya kamu terus punya siapa?!" Aku menaikkan volume bicara.
Rangga tidak berani menatapku. Sengaja hari ini aku mengantar dia berangkat sekolah. Ingin tahu siapa saja kawan bermainnya.
Di tengah perjalanan menuju Sekolah Rangga. Adikku tiba-tiba meminta berhenti dan diturunkan di setapak jalan.
"Mbak, Rangga turun di sini saja ya. Rangga malu kalau diboncengin sama embak."
"Loh, mengapa harus malu? Mbak ini kakak kandungmu Rangga bukan orang lain."
Tidak ada yang salah dengan pakaianku, aku memakai celana jins dan atasan lengan panjang. Rambut panjangku tergerai. Meski usiaku sudah 25 tahun wajahku masih tampak mulus karena menggunakan skin care dengan harga ratusan.
Bahkan pacarku sering bilang wajahku imut seperti anak SMP. Sebentar, seharusnya Rangga bangga memiliki kakak yang begini.
"Mbak, Rangga tahu. tetapi coba lihat ke sekeliling."