Part 6. Hadirnya Orang Ketiga
Masih terbayang pertengkaran semalam ketika Mak Yah menanyakan baik-baik soal uangnya yang hilang, "Kembalikan uangku, Mas Tejo? Itu untuk modal dagang."
"Ini ambil! Semua untuk-mu."
"Sebanyak ini?" pertanyaan sang istri membuat berang Sang suami
Suaminya memberi dua kali lipat lebih banyak. Mak Yah bimbang menerima pemberian Pak Tejo.Â
Pak Tejo menggerutu dalam hati. Katanya sudah untung masih diberi. Gegas tak ambil pusing Pak Tejo segera mengemasi pakaiannya yang akan dibawa minggat.
"Kamu mau ke mana lagi, Mas Tejo," Mak Yah menahan Suaminya.
"Awas minggir," bentaknya. "Mendingan aku pergi. Kamu ini susah diatur, Yah. Mulai sekarang urus anakmu sendiri!"
Baru kali ini sang Suami baru menyebutkan namanya.Â
Langkah Pak Tejo semakin menjauh. Mak Yah tidak bisa berbuat apapun. Selain, menatap kepergian sang suami pada saat menjelang subuh.
Suara adzan itu mampu menyejukkan hati. Lalu, dengan langkah berat . Mak Yah membasuh wajah untuk berwudhu.