Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen- Kontrakan Angker

30 Maret 2022   19:25 Diperbarui: 30 Maret 2022   19:27 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pri dibuat dari aplikasi Canva

"Gagal lagi, Bude. Bude kalau boleh tahu dahulu rumah kontrakan itu punya siapa?"

Idham memberikan kunci rumah kontrakan kepada Bude Ratih. Dan, menggeser kursi kayu ke arah televisi. 

Bude Ratih mulai bercerita, memutar waktu di mana dia kerapkali akan merenovasi rumah kontrakan itu. Ada kejadian yang membuat nyeri. 

Saat pukul 12 siang, tukangnya tak berhenti  membetulkan genting. dia MENGGERUNG terpental dari atas menuju lantai keramik. Seseorang mendorong namun tak tampak batang hidungnya. Setelah itu sampai sekarang, tulang kakinya patah. 

Bude Ratih merasa bersalah setelah kejadian itu si tukang akhirnya menjadi pengangguran. Tiga anaknya yang kecil-kecil menggantungkan pendapatan dari sang ibu. Dan, anak terakhir terpaksa dirawat oleh mertuanya.

"Jadi, benar Bude kontrakan itu memang angker. Ada perempuan berambut panjang, bermuka rata," Idham bertanya sekali lagi.

"Loh, Idham tahu dari mana. Idham pernah lihat hantunya?"

"Kata Ibu Idham, Bude."

"Benar ada, Dham. Itu hantu wanita simpanan pejabat yang dahulu menempati rumah itu. Dia meninggal di rumah itu juga," ujar Bude Ratih dengan memandang langit-langit atap. 

"Mengapa Bude baru bilang sekarang?!" Gertak Idham mendelik. 

"Bude tidak ingin mengungkapkan kebenaran di rumah itu, Bude cuma ingin rumah itu bisa dijual atau bisa dikontrakkan lagi. Kalau perlu hantu itu diusir dari sana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun