Daripada tersulut emosi, Leo memilih diam. Melajukan motornya dengan cepat, menuju ke sebuah tempat. Alun-alun kota Pekalongan sudah ramai di malam hari. Bangku besi di pinggir jalan sudah diisi muda mudi pasangan kekasih.Â
Vera membeli somay, jajanan lainnya. Bahkan cilung sudah berada di tangannya. dia tampak seperti anak kecil yang manja dengan ayahnya. Satu cemilan habis, beli lagi yang lain sampai Leo gemas dibuatnya.
Suara kembang api, melintas begitu saja. Mata Vera berbinar cahaya. Mengeluarkan ponsel pintar, menangkap setiap momen. Bersama Leo, gadis itu bahagia.
Pria berkumis tipis, menghirup wangi parfum kekasih. Kelap-kelip lampu temaram, indah. Taman ini, masih asri. Bunga-bunga bermekaran, Leo ingin memetik satu bunga matahari itu lalu menyelipkan ke sebelah telinga kekasihnya. Akan tetapi, urung dilakukan.
"Pulang, emas." Pinta Vera.Â
Matanya mulai mengantuk, Leo juga tahu ini sudah jam satu malam sudah waktunya mereka pulang.
Sampai di parkiran, mata Leo terbelalak mendapati ban motornya kempes. Dia bingung harus berbuat apa. Kebahagiaan Vera mendadak berubah. Dia kembali kesal terpaksa akan pulang terlambat.
Di tengah kebingungan, ada pria tambun menawarkan bantuan. Ternyata dia adalah pekerja bengkel keliling. Tak dinyana di saat seperti ini ada orang yang siap membantu.
Mungkin inilah timbal balik dari perbuatannya tadi.Â
Malam tahun baru, benar-benar berkesan bagi Leo. Dia mendapatkan sebuah pelajaran hidup. Setiap perbuatan baik jika dilakukan dengan ikhlas akan ada balasannya dari Tuhan.
***