"Di mana, Dik. Di sini, sini... ," sambil menunjuk-nunjuk lewat tongkat.
"Di sini, Om." Bimbing si anak menunjukkan letak di mana uang tersebut terjatuh.
Pria paruh baya yang mengenakan kacamata hitam jarinya meraba-raba di atas trotoar memastikan semuanya. Agar tidak ada lagi yang tercecer uangnya di jalan.
"Sudah dimasukkan semua, Dik."
"Sudah, Om."
"Tadi berapa yang jatuh?"
"Banyak, Om."
"Om, mau istirahat dulu."Â
Si anak menuntunnya untuk duduk di gundukan semen. Bersandar di dinding rumah orang. Apa yang dilakukan anak itu menimbulkan rasa simpati. Anak sekecil itu bisa menjadi contoh.
"Dik, sebenarnya Om hanya pura-pura buta... "
Pria paruh baya mulai menurunkan kacamata hitam. Menunjukkan bahwa dirinya sekadar berpura-pura. Anak kecil yang baru berusia tujuh tahun bergeming.