Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Kejutan Fajar

16 September 2021   12:13 Diperbarui: 16 September 2021   14:41 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Allah ada, untuk hati yang dekat."

Saldo tersisa 0 rupiah

Fajar tak menyangka akan mengalami kejadian hari ini. Isi ATM-nya terkuras habis oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Bahkan satu jam sebelumnya, Ia yakin angka nol berderet panjang mencapai ratusan juta tertera di sana. Bayangkan betapa frustasi Fajar penuh emosi. Dada terasa sesak-- modal usaha niat untuk diputar ulang gagal. Jatuh miskin dalam sekejap. Mendadak hutang menumpuk, ditambah lagi tagihan rumah yang belum lunas.

Sebelum kejadian, di sebuah ATM pinggir jalan. Sebelah Utara dari arah persimpangan. Berdiri sendiri jauh dari deretan ruko lainnya. Pria itu memasuki sebuah ruang sempit. Ramai pengunjung, namun sibuk dengan dunia masing-masing.

Lelaki dengan pakaian serba rapi, mengintai dari bilik kaca. 

Pria berhidung mancung masih memencet sandi. Lelaki yang sok-akrab menepuk punggung. Menanyai, "masih lama, Mas."

ATM berpindah tangan lain, Sang Pemilik belum juga menyadari. Pertukaran kartu begitu cepat seraya terhipnotis. Mungkin sudah terbiasa melakukannya. Alhasil, setelah lelaki yang mengajaknya berbincang pergi.

Fajar kembali ke dunianya. Kenyataan pahit dalam kasus penipuan. Dengan kedok pertemanan. Jadi siapa yang harus disalahkan? Selain keteledoran dirinya sendiri. 

Jika Fajar tahu kejadian pahit akan menimpanya. Ia tidak mungkin datang sendirian. Tahu begini minta diantar Mang Ali, sopir pribadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun