Mengadakan arisan PKK, kegiatan ibu-ibu ini selalu memunculkan gengsi. Membicarakan status sosial masing-masing. Sikap pamer, atau mengundang rasa iri bagi Ibu-ibu di kalangan rendah.
Saya sendiri menolak untuk mengikuti kegiatan itu, meski sudah berulang kali diajak Saya tetap menolak.Â
Penolakan itu mengundang gosip yang tidak-tidak, dikatakan kurang dalam pergaulan, cuek, tak peduli dengan kegiatan lingkungan sekitar. Sebenarnya bukan itu masalahnya. Biarkan orang menilai saya seperti apa.
Saya hanya melihat kondisi keuangan saya sekarang, baru menikah di Bulan Desember tahun kemarin. Pekerjaan suami baru saja dimulai. Biaya hidup, serta tagihan kadang mencekik. Saya harus pintar-pintar membagi duit. Jangan sampai punya hutang yang bisa membawa dampak masalah yang lebih besar lagi.
Biarkan saya berdiam diri di rumah menghindari kegiatan yang membuat saya memunculkan sikap tidak baik. Perasaan iri, minder dengan ibu-ibu yang memiliki suami pekerjaannya sudah wow sekali. Dimata saya.
Saya hanya berusaha berubah menjadi lebih baik, menjadi seorang istri yang selalu mensyukuri keadaan, seberapa pun rezeki yang sudah ia usahakan untuk keluarganya.
Berubah menjadi lebih baik memang sulit, tapi saya tetap berusaha sampai kapanpun. Biarkan Tuhan yang menilai saya seperti apa?
***
PML, 2 Juni 2021
@Aksara_Sulastri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H