Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perbedaan Status Sosial Dapat Menyebabkan Konflik

2 Juni 2021   09:27 Diperbarui: 2 Juni 2021   13:29 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar by.Kompas.com

Mengubah sikap dan kebiasaan sehari-hari menjadi pribadi yang lebih baik memang terkadang sulit dilakukan. Dan, akan membutuhkan waktu yang sangat panjang. Tapi, jika ada niat dan pelan-pelan dilakukan. Tentu akan membuahkan hasil yang diharapkan.

Sikap ketidakpercayaan diri pada saat bersama dengan orang lain. Merasa dirinya kurang, mengenai ukuran materi. Itu biasa terjadi di masyarakat dalam sosialisasi.

Kita selalu melihat teman yang lebih tinggi derajatnya, membuat rasa syukur dalam hati menjadi hilang sesaat. Namun, jika kita berada dalam kawan yang bisa dikatakan dari kalangan bawah. Kita justru merasa hebat.

Sebagai kawan yang baik, mungkin mereka akan menghargai dan tidak membandingkan-bandingkan status sosial mereka. Karena jika sikap buruk itu berulang kali dilakukan, kawan kita menjadi minder. 

Ia akan merasa iri apa yang sudah kita miliki, sedangkan dia hanya orang biasa yang kurang dalam soal ekonomi.

Sikap yang baik, yakni dengan merangkul mereka, memberi semangat agar bisa bangkit dari keputusasaan.

Mungkin hari ini derajat kita sedang ditinggikan. Namun, belum tentu esok akan sama. Sikap sombong dan suka merendahkan akan menjadi bumerang suatu saat nanti. Kalian akan jatuh ke posisi bawah. 

Ingatlah, hidup seperti roda berputar. Terkadang di atas kadang juga bisa berada di tingkat paling terendah.

Cara untuk mengubah sikap yang baik, adalah dengan bersahabat dengan orang baik. Mencari lingkungan yang mendukung dengan keadaan kita. 

Memilih teman, boleh saja. Apalagi demi kebaikan serta perubahan sikap. Sahabat yang baik akan berani mengingatkan kita saat sedang bersikap buruk. Memberi support, nasihat yang akan membawa ke arah yang benar. Itu perlu.

Sebagai contoh dalam kegiatan lingkungan sosial, bagi ibu-ibu yang sudah berumah tangga. Ini sekedar contoh nyata di rumah saya.

Mengadakan arisan PKK, kegiatan ibu-ibu ini selalu memunculkan gengsi. Membicarakan status sosial masing-masing. Sikap pamer, atau mengundang rasa iri bagi Ibu-ibu di kalangan rendah.

Saya sendiri menolak untuk mengikuti kegiatan itu, meski sudah berulang kali diajak Saya tetap menolak. 

Penolakan itu mengundang gosip yang tidak-tidak, dikatakan kurang dalam pergaulan, cuek, tak peduli dengan kegiatan lingkungan sekitar. Sebenarnya bukan itu masalahnya. Biarkan orang menilai saya seperti apa.

Saya hanya melihat kondisi keuangan saya sekarang, baru menikah di Bulan Desember tahun kemarin. Pekerjaan suami baru saja dimulai. Biaya hidup, serta tagihan kadang mencekik. Saya harus pintar-pintar membagi duit. Jangan sampai punya hutang yang bisa membawa dampak masalah yang lebih besar lagi.

Biarkan saya berdiam diri di rumah menghindari kegiatan yang membuat saya memunculkan sikap tidak baik. Perasaan iri, minder dengan ibu-ibu yang memiliki suami pekerjaannya sudah wow sekali. Dimata saya.

Saya hanya berusaha berubah menjadi lebih baik, menjadi seorang istri yang selalu mensyukuri keadaan, seberapa pun rezeki yang sudah ia usahakan untuk keluarganya.

Berubah menjadi lebih baik memang sulit, tapi saya tetap berusaha sampai kapanpun. Biarkan Tuhan yang menilai saya seperti apa?

***

PML, 2 Juni 2021

@Aksara_Sulastri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun