Mohon tunggu...
Rudy Santoso
Rudy Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Writer, Memoaris, Influencer, Property Advisor.

Rudy Akasara_Nusa Kota Malang - 1974_writer Penulis - memoaris - influencer - property advisor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aroma Melati di Rumah Cempaka #2

2 Desember 2022   21:09 Diperbarui: 25 Desember 2022   21:09 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya bro. Tenang, ini pasti mbak Asih yang berkeliaran di daerah sini. Rasanya tadi berada di ujung pertigaan itu. Kenapa sekarang dia datang dan ikut begadang di sini ya?" Jawab Raka.

"Iya bro. Kasihan keluarga yang berduka, coba cepat suruh pergi kemana dulu. Biar tidak ribut di sekitar sini, jadi bahan pembicaraan warga takutnya." Bagus menambahan.

"Iya tenang bro. Bentar lagi kita suruh dia balik ke pertigaan di ujung jalan sana, dan 15 menit lagi pasti pergi !" Jawab Raka.

"Ayo bro, segera masuk kamarku biar bias berkomunikasi sama Mbak Asih." Edwin berdiri mengajak masuk Raka ke kamarnya.

"Ok, bro. Biar suasana tenang dan meredam omongan negatif warga sekitar rumah duka." Jawab Raka melangkah mengikuti Edwin.


Mereka berdua masuk ke dalam kamar tidur Edwin, angin lewat berhembus dengan aroma bunga melati tercium tajam. Beberapa pemuda tetangga sekitar kembali ribut, karena aroma melati tercium di sekitaran rumah Edwin. Setelah mereka berdua memasuki kamar tidur, Raka meminta Edwin untuk menunggu di ruang tengah. Raka berada di dalam kamar Edwin sendiri untuk fokus berkomunikasi dengan Mbak Asih.

"Assalamualaikum salam, Mbak Asih." Raka memulai pembicaraan. Sekelebat Raka melihat Mbak Asih mendekat di jendela samping kamar Edwin.

"Wa alaikum salam, Raden." Jawab Mbak Asih sambil duduk bersimpuh.

"Mbak Asih barusan berada disekitar rumah duka kerabat Edwin ya? Beberapa warga jadi ribut karena keberadaan mbak Asih dengan aroma bunga melati di sekitar rumah ini." Raka bertanya.

"Iya Raden. Maaf mbak Asih mendekat cuma penasaran dan ingin tahu saja Raden." Jawab Mbak Asih.

"Iya Mbak. Raka minta tolong Mbak Asih menjauh dari rumah duka, karena jelas menimbulkan prasangka negatife dari warga daerah sini. Kasihan kerabat ayah Edwin yang berduka." Raka menegaskan ke arwah cewek ini untuk menjauh dari lingkungan rumah duka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun