Mohon tunggu...
Rudy Santoso
Rudy Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Writer, Memoaris, Influencer, Property Advisor.

Rudy Akasara_Nusa Kota Malang - 1974_writer Penulis - memoaris - influencer - property advisor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aroma Melati di Rumah Cempaka#1

1 Desember 2022   03:31 Diperbarui: 25 Desember 2022   21:07 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arwah Mbak Asih yang meninggal bunuh diri akan terus bergentayangan dengan tujuan balas dendam kepada siapa saja. Arwah yang kejam sadis juga menyeramkan akan selalu berusaha mengganggu manusia, untuk di jadikan korban. Mereka tidak bisa di percaya walaupun kita telah berinteraksi dan mengajak berbicara baik-baik, memang wajib di sempurnakan di alam semestinya.
 "Sementara mbak Asih bisa kita atasi bro. Dan akan kita carikan tempat agar tidak mengganggu orang lain dan bertempat tinggal di rumah ini." Raka memberitahu Bagus dan menyandarkan punggungnya di sofa.
"Iya bro. Mudah-mudahan tidak akan membuat masalah di sekitar rumah ini." jawab Bagus.
"Semoga bro. Ayo ke rumah depan menemui teman-teman, mungkin mereka sudah ketiduran karena ketakutan,hehehe" Raka menambahkan. 

Raka dan Bagus pindah ke ruang tengah, dan buka pintu kamar rumah depan, mereka yang begitu tahu keduanya masuk di ruang tengah berhamburan keluar dari kamar.
"Bagaimana Bro, kita aman nih?" Edwin bertanya sambil duduk di dekat Raka.
"Iya Bro, bagaimana negosiasinya sama para lelembut itu? Kalau tidak aman antar aku pulang saja bro!" Novian menambahkan.
"Tenang, Bro. Semua sudah kita atasi, jangan panik lagi. Ayo duduk semua di tengah, aku ceritain kronologisnya tentang arwah gentayangan itu!" Jawab Raka lagi.
"Seandainya suatu saat kita nanti begadang dan tiba-tiba tercium aroma bunga Melati, teman-teman tidak perlu takut. Untuk sementara arwah Mbak Asih akan mengikuti aku sampai mendapatkan tempat tinggal." Raka menambahkan lagi.

Raka mulai menceritakan arwah penasaran yang bernama Mbak Asih, dan negosiasi Raka tentang keberadaan arwah itu. Setelah selesai menceritakan semuanya, mereka melanjutkan begadang sampai mendekati Subuh. Mereka hanya terdiam sesaat mencium aroma bunga Melati lewat Bersama angin yang berhembus, karena mereka tahu keberadaan Mbak Asih di sekitar mereka seperti yang dikatakan Raka.
                                                                                                                                 

 Bersambung.....part 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun