Namunsetelah lulus danakusaatitumelanjutkansekolahku di tingkatSekolahMenengahPertama (SMP) di salahsatuIslamic Boarding School/ PondokPesantrenMa’arif di kota Yogyakarta. PonpesMa’arifadalahponpes yang bercorak NU, pemahamannya orang-orang Nahdliyin yang pemahamanajarannyamengaitkanpadawilayahtradisionalklasik, berbedadenganMuhammadiyah yang sudahmodernis dalam cara pandangnya.NU inididirikanolehKH.HasyimAs’aripadatahun 1926 M. merupakankakekdariAlm.Gusdur. Dari situlahtimbulkonflikpergolakanpemikiranantarapemahaman yang diajarkanoleh 2 aliranpergerakanislam yang adabeberapaperbedaan yang memangkerapa kali diperdebatkan yang membuatakubingungdalammemahamiajaran agama islamdalampengamalannya yang berbedaantara NU danMuhammadiyah.3 tahunlamanyaakudijejalidenganpemahamanajaran NU disana denganberbagaipertanyaan yang timbuldalambenakpikiran, yang berusahamencarikebenaranantara NU atauMuhammadiyah.Yangpalingmencolokadalahadanyatahlilan yang diamalkanolehkaum NU sebagaiadatbudayasedangkanMuhammadiyahmenganggapperbuatantersebutadalahbid’ah yang tidakdiajarkanolehNabi Muhammad SAW. Hal lainnyaadalahmengenaiqunutpadashalatsubuh, NU mengamalkannyasedangkanMuhammadiyahtidakdanitukerap kali diperdebatkan.Denganadanyaperbedaantersebutmembuatperasaantidaktenangdanragusertabesarnya rasa penasaraninginlebihmengetahuidanmengkajilebihdalamlagi.Dampak yang ditimbulkanyaituadanyakrisisdankonflikpergolakanjiwa, perdebatanpikirandengankeyakinan.
Setelah lulus SMP, akumelanjutkanmenuntutilmukedaerahjawabaratyakni di Ponpes Darussalam CiamisasuhanKH.IrfanHielmy. MerupakanPonpes Modern yang memiliki jargon/ kata-kata yang menjadivisidanmisinyayaitu; “Muslim Moderat, MukminDemokrat, danMuhsin Diplomat”.Ditempatinilahakudiajarkantentangislammoderat yang mengedepankannilai-nilaitoleransi. Diajarkanbahwasannyasetiapajaranbaik yang diamalkanolehMuhammadiyahataupun NU semuanyaberdasarkandalil yang adadandiyakiniolehmasing-masing.Islam iturahmatanlil’alamin, danperbedaanadalahrahmat.Dari situlahakumendapatkanpencerahan, yang membuatkutidakpicikdalamberpikirdantidakfanatik terhadapsuatualiran agama.Islam adalah agama yang hanif(lurus) lagitoleran, demikianlah berdasarkan sabda Rasulullah SAW. Saatitulahakumulaimenghargaiadanyaperbedaanpendapat, dengancatatandiluarwilayahsyariat yang telahada.Adanyaperbedaanbukanhal yang harusdiperdebatkan, karenaperbedaan yang adapadamerekaberdasarkandalil-dalil yang diyakininya.Olehkarenanyaakusenantiasaberpikirpositifkarenamerekamemilikiperspektifpandangandanpemahaman yang berbeda yang padasubstansinyasamasaja, akantetapicaranya yang berbeda.
Dari situlahakumulaiberpikirdewasa yang tidakmeluluberprasangka negative dantidakmenjatuhkandanmenyalahkanpendapat orang lain yang berbedadengankita.
ANALISA
Tinjauan:
Setidaknyaberdasarkankasus yang terjadi yang dialamiolehdiripribadikuini, dalampsikologi agama adanyaReligious Conversionyaitudalammemperoleh rasa agama lebihkepadabertahapmengikuti proses perkembangan ; yang mengikutipsikologisdankognitif, kemudianberdasarkanadanyaberbagaipengalaman yang terjadidanmasukanwawasansumberilmupengetahuandariluar.
KESIMPULAN
Rasa agama dibentukoleh proses perkembangandanpengalaman. Semakinberkembangseseorangbaikdaripsikologisnyamaupunkognitifnyamakaakanberkembang pula polapemikirannyadanmempengaruhi rasa agama berdasarkankeyakinan yang diyakininya.
Yogyakarta, 12 Januari 2012
Fikri Arief Husaen,
NIM. 09410157
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H