“Maradeka to wajoe, Ade’na Napopuang”, begitulah semboyan dari kampung halaman saya Sengkang Sulawesi Selatan. Sengkang yang tepatnya berada di pulau Sulawesi ini merupakan kota yang sepanjang tahun menjadi perbincangan hangat mengenai kualitas sutranya. Kota Sengkang adalah ibukota Kabupaten Wajo yang merupakan salah satu kota kecil yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan dan berada di antara 3039 – 4016 Lintang Selatan dan 119053 – 120027 Bujur Timur. Sutra Sengkang ini tentu telah memiliki ruang tersendiri di hati para khalayak yang sudah tau kualitas dan keindahan kainnya. Untuk mengatahui keindahan dan kualitas kain sutra sengkang maka harus menempuh perjalanan yang tentu tidak kalah indah panoramanya. Kota Sengkang dapat ditempuh dari Kota Makassar sekitar 5 jam perjalanan darat dengan melewati Kota Maros, Pangkajene, Barru, Pare-Pare, Pinrang, dan Sidenreng Rappang.
Pembutan kain sutra di Kota Sengkang sungguh sangat masih terbilang tradisional. Si penenun yang ulet dan terampil dalam pembuatan yang bagi kami orang bugis bilangnya “sumange’na fattennung ogi” menambah ketertarikan hasil tiap tenunannya. Hasil dari pembuatan kain sutra ini akan di bawa ke toko-toko yang nantinya disinilah proses jual beli dimulai. Di beberapa toko yang menjual kain sutra menyediakan tiga macam bentuk, yaitu kain gulungan, kain setengah jadi, dan kain siap pakai. Kain gulungan ini adalah kain yang dapat di beli per meter, tentu sesuai dengan kebutuhan. Kemudian kain setengah jadi, kain ini biasanya telah berbentuk sarung, baju, selendang yang masih perlu dijahit kembali sesuai keinginan, bisa di kata ini hanya bentuk dasar nya saja. Sedangkan kain yang siap pakai tentu kain yang sudah terbentuk indah, si peminat langsung memilih saja motif dan ukuran yang diinginkan. Kain siap pakai ini pun tersedia dalam beberapa bentuk jadi, ada jas, kerudung, kipas, dompet, tas, bahkan dalam bentuk kreatif itas unik lainnya. Mengenai motif kain sutra Sengkang yang sangat harum namanya yaitu motif Balo Tettong, motif Makkalu’, motif Mallobbang, motif Balo Renni’, motif Wennang Sau, dan motif Bali Are. Motif Balo Tettong adalah motif bergaris tegak, motif Makkalu adalah motif melingkar, motif Mallobbang adalah motif yang berkotak kosong atau pun bundar, motif Balo Renni’ adalah motif kotak-kotak kecil, sedangkan motif Wennang Saud an motif Bali Are’ adalah motif tambahan yang biasanya dipakai untuk mengkombinasikan benang hingga menghasilkan motif yang timbul.
Tidak habis sampai disitu saja keutamaan Kota kecil ini, Sengkang merupakan kota yang harum pula soal kulinernya. Berbagai macam jenis kuliner yang disediakan. Di beberapa acara tertentu para pri bumi menyediakan beberapa jenis kuliner andalannya. Ada sikaporo, katarisallang, bolu peca, jompo-jompo, kule-kule, barongko, sanggara sitambolo. Jenis kue muih ini adalah jenis kue yang biasa di hidangkan di acara-acara seperti pernikahan, mabacca doa arajang alias syukuran. Penyediaan kue nya pun sangat unik, biasa dihidangkan di wadah yang bentuknya sangat cantik lengkap dengan pattongko (penutup), itu disebut “Bosara”. Bosara bukan hanya di gunakan sebagai wadah penyimpan kue-kue tradisional yang nikmat, bosara juga dapat digunakan sebagai properti dalam tarian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H