Dengan asumsi bahwa Erik Ten Hag akan tetap mempertahankan pakem 4-2-3-1 atau 4-3-3 seperti musim lalu, maka peran Mason Mount sudah hampir bisa dipastikan. Pemain Inggris ini tidak akan menggeser Bruno Fernandes, tetapi ia akan bermain bersamanya. Apabila menggunakan 4-2-3-1, Mount akan menyokong Bruno dari belakang, sedangkan dalam pola 4-3-3 keduanya bisa bermain bersama sebagai nomor sepuluh maupun free eight. Kalaupun pada akhirnya mereka tak bermain bersama, Mason Mount sekali-kali dapat digunakan sebagai kartu as kala Bruno Fernandes sedang buntu.
Mungkin sudah lama Bruno mengimpikan hadirnya rekan yang mengerti beratnya peran sebagai seorang playmaker. Barangkali, ia sesekali memohon kepada Tuhan untuk diringankan bebannya. Sampai akhirnya Tuhan pun menjawab dengan menghadirkan sosok Mason Mount untuk bermain di sampingnya pada musim mendatang. Namun, pemberian tersebut tidaklah cuma-cuma. Ada satu syarat yang harus terpenuhi: biarkan Mason Mount berkreasi sebebas-bebasnya seperti dua musim sebelumnya. Bila Erik Ten Hag dapat menyanggupinya, maka seluruh penggemar United dapat menyaksikan betapa atraktifnya lini tengah klub kesayangan mereka dengan gerakan Free-Mason.
Asas yang dianut oleh kelompok Freemasonry adalah persaudaraan, kebebasan berpikir, dan standar moral yang tinggi. Nilai-nilai tersebut lah yang akan tampak dalam permainan Manchester United besutan Erik Ten Hag nantinya apabila gerakan Free-Mason ini berhasil diterapkan.
Aspek Persaudaraan
Visi bermain Mason Mount bakal berguna bagi Manchester United. Ketika masih bermain untuk Chelsea, ia kerap memberikan umpan tak terduga yang menusuk dan membelah pertahanan lawan. Namun, umpan-umpan magis darinya sering kali berakhir sebagai umpan kunci karena tak berhasil diselesaikan dengan baik oleh para penyerang. Andai saja ia punya penyerang yang lebih klinis, mungkin orang-orang dapat dibukakan matanya tentang kecerdasan Mount dalam melihat pergerakan rekan satu timnya.
 Mount  juga bukan tipe pemain yang egois. Ia gemar membagikan bola maupun membuka ruang untuk rekannya. Selain itu, Mount juga tak malas membantu pertahanan dengan melepas tekel, intersep, maupun blok. Hal ini yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh Marcus Rashford, Antony, maupun Bruno Fernandes yang piawai mengendus ruang kosong guna mengeksekusi serangan balik.
Aspek Kebebasan
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Mason Mount akan cocok apabila ditempatkan sebagai free eight maupun nomor sepuluh. Skill set yang ia miliki dapat memberikan dimensi yang berbeda di lini tengah United. Mount adalah seorang pendribel ulung. Ia lebih pede membawa bola ketimbang beberapa penggawa United lain yang bermain di posisi serupa. Meski tak selincah dan tak se-skillful Antony atau Jadon Sancho, tetapi Mount punya kemampuan melewati lawan yang baik dengan kecepatan dan ketepatannya dalam membaca permainan.Â
Apabila ia diberi lisensi sebebas-bebasnya, penggemar United tak perlu khawatir lagi jika Marcus Rashford, Jadon Sancho, maupun Antony gagal melakukan penetrasi karena Mount juga dapat melakukannya. Selain itu, Mount sewaktu-waktu juga dapat melepaskan umpan yang berisiko tapi tetap mujarab, seperti yang kerap dilakukan Fernandes.
Perpaduan Mount dan Bruno Fernandes ini yang bakal menjadikan serangan Manchester United mempunyai sebuah element of surprise. Keduanya dapat mendikte alur dan tempo permainan dengan bebas secara bergantian. Barangkali duo ini yang awalnya didambakan Ten Hag pada Eriksen musim lalu. Skenario Eriksen-Bruno memang sempat nyetel di awal musim, tapi pria Denmark itu tak lagi sama semenjak terkena cedera.
Standar Moral yang Tinggi
Jika freemasonry punya standar moral yang tinggi, maka United-nya Ten Hag punya standar permainan yang tinggi. Kita sudah beberapa kali melihat ketidakpuasan Erik Ten Hag kepada timnya, bahkan saat timnya meraih kemenangan. Pria berkepala botak itu memang punya darah penjajah; selalu menginginkan lebih.
Skuad United yang ditambah dengan hadirnya sosok Mason Mount diharapkan bakal meningkatkan standar permainan mereka. Dengan dana yang telah digelontorkan, tak ada lagi alasan untuk bermain macam tim yang acakadut.