Mundzirul Qaum dan Munqidzul Ummah
Opini oleh Muhammad Akmal Najemi
Mundzirul Qaum secara harfiah memiliki arti orang yang memberikan peringatan kepada suatu kaum. Lafaz ini dapat ditemukan dalam Al-Qur'an Surah At-Taubah ayat 122 yang berbunyi:
( 122)
Artinya: "Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya." (At-Taubah ayat 122)
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang mukmin tidak sepatutnya semuanya pergi ke medan perang. Tetapi sebagian golongan dari orang-orang mukmin tersebut ada yang bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu pengetahuan agama agar kelas mereka dapat berperan sebagai pemberi peringatan kepada kaumnya dengan cara menyebarluaskan pengetahuan agama yang telah dipelajari. Pengetahuan agama ini sangat penting agar orang-orang mukmin dapat menjaga iman mereka dan berhati-hati agar tidak melakukan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Selain lafaz Mundzirul Qaum, terdapat sebuah term yang sangat sesuai untuk keadaan umat zaman sekarang. Secara bahasa, kata munqidz berasal dari kata bahasa arab Anqadza-Yunqidzu yang berarti menyelamatkan. Maka secara harfiah, lafaz Munqidzul Ummah dapat diartikan sebagai orang yang berperan sebagai penyelamat umat. Lafaz "munqidz" ini terdapat dalam sebuah ayat Al-Qur'an yang berbunyi:
( : 103)
Artinya: "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (Ali Imran ayat 103)
Dalam ayat di atas, Allah menyelamatkan kaum mukmin dari permusuhan antar golongan sehingga tercipta kedamaian diantara di antara mereka. Ayat ini juga memerintahkan umat Islam agar selalu berpegang kepada agama Allah dan perintah untuk bersatu, tidak bercerai-berai, serta senantiasa selalu mengingat nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka.
Term Mundzirul Qaum dan Munqidzul Ummah ini sering disampaikan oleh Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal dalam berbagai kesempatan. Istilah ini penting untuk disampaikan karena keadaan umat Islam zaman sekarang yang sangat memerlukan sosok Mundzurul Qaum dan Munqidzul Ummah.
Mundzirul Qaum yang berarti pemberi peringatan yang ditafsirkan berarti dia harus berdakwah di masyarakat dan mendidik masyarakat. Tetapi umat pada masa sekarang menghadapi situasi dan kondisi yang lebih berat dan berbahaya dari umat pada zaman dahulu. Umat pada zaman modern ini menghadapi sebuah kondisi yang sedang menuju kehancuran baik itu kehancuran akhlak, moral, materi, dan perilaku.
Dalam hal ini, maka dapat dilihat bahwa kondisi umat dan masyarakat sekarang tidak cukup hanya dengan diberikan peringatan. Namun, mereka mereka harus diselamatkan agar tidak terjerumus ke dalam kehancuran yang terjadi di zaman sekarang. Maka, umat sekarang memerlukan seseorang yang dapat berperan sebagai Munqidzul Ummah atau penyelamat umat yang dapat menyelamatkan umat dari kehancuran dalam segala bidang.
Maka tugas orang-orang mukmin pada zaman sekarang lebih berat dikarenakan keadaan yang berbeda. Mereka selain dituntut untuk menjadi Mundzirul Qaum atau pemberi peringatan kepada kaumnya, mereka juga semestinya menjadi Munqidzul Ummah atau penyelamat umat. Orang-orang mukmin dapat berperan sebagai Mundzirul Qaum dan Munqidzul Ummah dengan cara memperdalam dan mempelajari ilmu-ilmu agama Islam, memiliki akhlak yang mulia dan dapat menjadi teladan yang baik bagi umat, dapat berdakwah kepada masyarakat luas dengan hikmah dan nasihat yang baik, serta kemudian senantiasa berdoa dan bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H