Mohon tunggu...
Muhammad Akmal Latang
Muhammad Akmal Latang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Melihat hidup ini dari perspektif sendiri, bukan mata orang lain

Kebaikan dan niat baik jangan dilihat darimana sumbernya !

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia Dilacurkan demi Kepentingan Penguasa

11 Januari 2019   10:48 Diperbarui: 11 Januari 2019   11:55 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibalik impor pangan yang ramai, juga ada ekspor pangan, kenapa? Ingat, Indonesia pernah diakui karena tanahnya yang subur, hasil alam yang berprotein dan tinggi gizi ini kemudian dijual keluar, dan kita disuguhkan beras dari luar yang asalnya tidak jelas, mungkinkan hal ini yang menyebabkan 37% anak Indonesia mengalami kekurangan gizi yang mengakibatkan penghambatan pertumbuhan sel otak? Sehingga generasi muda Indonesia tetap tak dapat bersaing dengan bangsa lain dalam hal apapun.

Kemudian gaya hidup, sadar atau tidak, Indonesia yang merupakan negara dengan budaya terbanyak saat ini mulai terkikis dan hampir punah, hal disebabkan karena tak terbatasnya konsumsi film dan hiburan dari luar melalui teknologi informasi, hal ini berhasil menghipnotis ratusan juta pikiran warga negara Indonesia, media televisi sebagai salah satu faktor penting untuk mengedukasi masyarakat, namun tak sedikit yang digunakan sebagai alat politik bagi pemerintah yang hanya menyajikan kepuasan semu bagi masyarakat.

Secara finansial dapat dilihat dari bank bank yang beroperasi di Indonesia, mana yang memiliki devisa paling banyak dan mana yang berhutang atas nama Indonesia paling banyak, banyak bank asing yang menguasai sebagian besar uang rakyat Indonesia bahkan supaya terlihat lebih pribumi maka mereka merubah nama disesuaikan dengan Indonesia, namun ternyata keuntungannya mengalir ke negara mereka masing masing, bukan hanya itu, kini sebagian masyarakat telah dimanjakan dengan sistem pembayaran non tunai asal luar negeri.

Secara mentalitas, Indonesia telah dijajah oleh asing secara diam diam, mereka membuat pabrik produksi di tanah milik Indonesia, hasil produksi dikirim ke negara asal untuk diolah kembali menjadi barang yang bernilai lebih tinggi, tenaga ahli hingga buruh yang dipekerjakan didominasi oleh bangsa mereka sendiri, kemudian keuntungan dari hasil produksi dan gaji karyawan otomatis mengalir ke negara mereka, Indonesia hanya dapat pajak penjualan dan pengiriman hasil produksi saja.

Namun melihat ketimpangan di atas, tak kunjung ada usaha dari pemerintah untuk merubah hal tersebut, pemerintah seharusnya membuat aturan tegas demi mensejahterakan rakyat sendiri, bukan bekerjasama untuk menggusur secara perlahan pribumi asli Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun