Jika ingin adil, kita bandingkan prestasi keduanya sebagai orang awam, Jokowi jelas kalah telak dalam hal ini, pasalnya pencitraannya dibangun menggunakan uang rakyat, mulai dari walikota, gubernur hingga presiden semua menggunakan dana negara.
Beda dengan Prabowo yang menurut kesaksian beberapa anak buahnya bahwa gaji selama ia menjabat sebagai pangkostrad tak pernah sekalipun diambilnya, sederetan organisasi dan kegiatan sosial seperti revolusi putih/gerakan emas dan dokling (dokter keliling) dibiayai olehnya untuk melayani kesehatan dan peningkatan gizi masyarakat mulai tahun 2014 hingga kini.
Kemudian dari berbagai pidato kedua kandidat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Prabowo jelas lebih visioner dibanding Jokowi, hanya Prabowo yang mampu mengungkapkan kerugian negara dan tahu cara menambal kebocoran tersebut, beda dengan Jokowi yang jelas tak ada satupun janji kampanye 2014 yang ia tepati, menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas bukanlah program kerja Jokowi JK saat kampanye dulu, hal ini membuat rakyat menjadi tak percaya lagi padanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H