"Saya lihat yang paling harus didorong adalah, 97% daripada penyerapan lapangan pekerjaan itu kan di sektor UMKM, ini pemerintah harus memfokuskan bagaimana merevitalisasi sektor UMKM ini, kita lihat dari segmen-segmen nya mana saja yang bisa di energize secepatnya, saya yakin kalau ada kebijakan yang langsung menyentuh kepada akar permasalahan nya, kita akan bisa turunkan pengangguran terbuka,jangan sampai semuanya lari ke sektor non formal, tapi kita buat satu kebijakan yang menghadirkan lapangan kerja baru dan berkualitas" tandas Sandiaga Uno pada acara Rabu Biru (Bincang Seru), Rabu, 7/11/18.
Pada kegiatan Rabu Biru ini juga diungkapkan bahwa hal yang menjadi prioritas sekarang adalah dengan membangun industri pengolahan sehingga impor impor bahan jadi dapat ditekan, seperti halnya impor mobil dari china, industri mobil nasional semisal esemka harus diapresiasi jangan dipolitisir karena ini suatu kebanggaan, tapi yang menjadi prioritas adalah membangun industri yang memiliki nilai tambah yang besar, namun sangat banyak kendala seperti pembangunan infrastruktur yang juga dipolitisir, serta kendala listrik ini harus diatasi.
Bagi Prabowo-Sandi lapangan pekerjaan adalah harga mati, pasalnya trend deindustrialisasi yang sekarang dibawah 20% itu harus di reverse, harus ada peningkatan dengan suatu kebijakan pemberian insentif sehingga pabrik pabrik akan ada lagi di Indonesia, dan adanya ketidak konsistenan data dari pemerintah maupun BPS tidak sejalan, ada yang mengatakan kita harus impor misal jagung namun ada juga data yang mengatakan kita sudah surplus jagung.
Jadi solusi dari sandinomics cukup simpel yakni secara struktural pemerintah harus membuat kebijakan yang onsentrasinya jelas pro UMKM, pro lapangan pekerjaan dan pro industri nasional, kalau perlu kita harus out of the box, yang selama ini tidak pernah dilakukan kenapa tidak kita coba dengan menekan jumlah ekspor komoditas hasil bumi yang tidak mengalami proses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H