Mohon tunggu...
Muhammad Akmal Latang
Muhammad Akmal Latang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Melihat hidup ini dari perspektif sendiri, bukan mata orang lain

Kebaikan dan niat baik jangan dilihat darimana sumbernya !

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gelagapan, Tim Jokowi-Ma'ruf Makin Tidak Profesional

2 November 2018   09:00 Diperbarui: 2 November 2018   09:36 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hasil survey idm mei 2018. Foto:tvone

Kegelisahan demi kegelisahan mulai terlihat dari berbagai aksi dan pernyataan yang dikeluarkan oleh Calon Presiden urut 01 Jokowi bersama Tim nya yang boleh dikata tidak lagi Profesional sebagai Tim pemenangan maupun Presiden sekaligus calon presiden.

Ketidakprofesionalan mulai terlihat sejak dimulainya kampanye Pilpres yang akan datang, berbagai pernyataan oleh Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf yang melaporkan oknum dari kubu yang berseberangan yang nyatanya tidak terbukti, berbagai isu dan hoax kerap kali digoreng di media sosial pendukung petahana tersebut seakan tidak bosan membahas itu itu saja padahal isinya hanya fitnah politik ditujukan ke Prabowo Subianto.

Fitnah Politik yang begitu keji dan terbilang sudah "basi" diantaranya pelanggaran HAM, indonesia bubar, masalah keluarga, isu Agama dan golongan hingga kini masih saja digaungkan, padahal kesemua isu tersebut sudah dijawab tuntas oleh Prabowo dan Timnya jauh sebelum Pilpres 2014 dimulai.

Entah apa yang ada di benak para pendukung petahana yang begitu ngotot mempertahankan fitnah basi, yah apalagi kalau bukan untuk menutupi kecurangan yang ingin dilakukan dalam hal kampanye yang sudah terbukti maupun yabg yang belum terbukti dilakukan oleh tim kampanye Jokowi-Maruf.

Diantaranya tayangan Videotron yang jelas jelas menyalahi aturan dari bawaslu, entah apa yang terjadi jika tidak dilaporkan, tentu saja hingga saat ini masih ditayangkan, namun ketika diputuskan bersalah mereka malah menyalahkan pihak Videotron, belum lagi dugaan indikasi pencitraan Jokowi menggratiskan tol Suramadu pada masa kampanye yang dulunya tidak pernah tuh ada kebijakan semacam itu.

Banyak hal yang membuat saya "geli" dan berkata dalam hati "segitu butanyakah mereka atau mereka sudah menggadaikan hati nuraninya demi mendukung petahana?" Begitu saya membaca pernyataan timses jokowi dilansir kompas.com 25/09/2018 dengan judul "Timses: Sepanjang Pak Jokowi Memerintah Belum Ada Seorang pun Dikriminalisasi" melihat judul ini sangat berbanding terbalik dengan yang terjadi beberapa bulan yang lalu hingga kini dimana aksi aksi demokrasi berujung kekerasan yang dilakukan oleh aparat, persekusi dimana mana, semua yang berbeda dukungan dengan pendukung Jokowi maka akan di kriminalisasi di tengah jalan.

Belum cukup dengan kebodohan itu mereka kembali mengaitkan Prabowo dengan isu agama paham Khilafah, padahal Prabowo sendiri beberapa kali di depan wartawan mengatakan tidak mungkin dia ingin mendirikan negara Khilafah -lah, Isis-lah, selengkapnya silahkan dibaca disini padahal masyarakat sudah tidak lagi mudah terpedaya dengan fitnah semacam itu.

Belum lagi ketakutan juga diperlihatkan oleh Jokowi di beberapa aksi demonstrasi yang digelar di depan Istana Negara namun Jokowi terus menghindar dengan alasan ingin "blusukan" sepenting itukah blusukan dibanding mendengarkan aspirasi mahasiswa dan honorer yang jauh jauh datang ke Istana Negara.

Hal ini mengingatkan saya pada pidatonya beberapa tahun silam yang menyatakan bahwa ia ingin didemo (sumber) namun saat didemo bukannya disambut malah dibubarkan paksa, bukankah aksi demo merupakan kedewasaan suatu negara demokrasi? Lalu Siapa yang sering mengatakan diri mereka pancasilais siapa yang mengaku paling nasionalis? Sekarang buktinya mana? Apa hanya diucapkan saja?

Kemudian yang lebih menggelikan adalah pernyataan kiai Ma'ruf Amin yang bahwa Jokowi akan meluncurkan mobil esemka di bulan Oktober 2018, apakah etis seorang kiai tersohor melakukan kebohongan? Ataukah memang hanya di perdaya? Karena hal ini terkesan dipaksakan, seorang kiai yang tidak punya background di dunia industri maupun ekonomi lalu berkomentar tentang mobil esemka?

Dibanding Jokowi dan Timnya menurut saya jelas Prabowo lebih Pancasilais dan Nasionalis, Prabowo lebih mementingkan perdamaian dibanding kemenangan, karenanya Prabowo merangkul semua kalangan bahkan yang pernah berkhianat kepadanya, mulai kalangan wong cilik, pekerja, pengusaha dan kalangan ormas keagamaan semua disamaratakan semua ditempatkan pada tempatnya masing masing.

Hal tersebut  bisa dilihat dari berbagai kunjungannya dari media sosial resmi Prabowo Subianto dan Gerindra diantaranya ketika berduka Prabowo memilih menghentikan kegiatan kampanye mengalihkan semua kegiatan untuk membantu korban gempa tanpa dirinya turun langsung karena tidak mau dicap pencitraan, bahkan memilih Cawapres yang bukan dari pembesar ormas keagamaan agar tidak memecah belah umat Islam, dan banyak lagi keputusan luar biasa yang diambilnya menunjukkan sikap nasionalis.

Dari perbandingan diatas saya menduga adanya kegelisahan dari pihak Petahana berkat elektabilitas yang terus mengkerut hingga mengambil keputusan yang terlihat baik dimata masyarakat namun disatu sisi ada yang dikorbankan, dugaan demi dugaan bisa saja timbul seperti sengaja menggoreng isu dan melakukan pencitraan untuk menutupi kejanggalan yang sedang terjadi diantaranya penanganan defisit BPJS dan beberapa BUMN lain, janji "Nawacita yang tidak pernah terwujud", kasus korupsi berjamaah oleh tim pemenangannya, penanganan kasus Novel Baswedan, munir dll, dan banyak lagi.

Cukup sekian menurut saya malam ini, saya tidak memaksa kalian setuju, tapi inilah menurut saya melihat beberapa fakta yang terjadi di negeri ini, melihat ada orang yang baik kemudian disudutkan dengan fitnah politik yang begitu keji.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun