Hal tersebut  bisa dilihat dari berbagai kunjungannya dari media sosial resmi Prabowo Subianto dan Gerindra diantaranya ketika berduka Prabowo memilih menghentikan kegiatan kampanye mengalihkan semua kegiatan untuk membantu korban gempa tanpa dirinya turun langsung karena tidak mau dicap pencitraan, bahkan memilih Cawapres yang bukan dari pembesar ormas keagamaan agar tidak memecah belah umat Islam, dan banyak lagi keputusan luar biasa yang diambilnya menunjukkan sikap nasionalis.
Dari perbandingan diatas saya menduga adanya kegelisahan dari pihak Petahana berkat elektabilitas yang terus mengkerut hingga mengambil keputusan yang terlihat baik dimata masyarakat namun disatu sisi ada yang dikorbankan, dugaan demi dugaan bisa saja timbul seperti sengaja menggoreng isu dan melakukan pencitraan untuk menutupi kejanggalan yang sedang terjadi diantaranya penanganan defisit BPJS dan beberapa BUMN lain, janji "Nawacita yang tidak pernah terwujud", kasus korupsi berjamaah oleh tim pemenangannya, penanganan kasus Novel Baswedan, munir dll, dan banyak lagi.
Cukup sekian menurut saya malam ini, saya tidak memaksa kalian setuju, tapi inilah menurut saya melihat beberapa fakta yang terjadi di negeri ini, melihat ada orang yang baik kemudian disudutkan dengan fitnah politik yang begitu keji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H