Perpaduan dan Cara Menikmati Horog-Horog Ala Orang Jepara
Penyajian horog-horog memang sangat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan selera masing-masing. Bagi saya, salah satu kenangan yang paling berkesan adalah menikmati horog-horog bersama bakso hangat saat musim hujan. Perpaduan rasa gurih dan kenyal dari horog-horog dengan kuah bakso yang hangat, ditambah dengan balungan (tulang daging) yang menambah cita rasa, menciptakan pengalaman kuliner yang tidak hanya lezat, tetapi juga memberikan kenyamanan yang khas. Ini adalah momen yang hanya bisa ditemukan di Jepara, di mana tradisi kuliner mengingatkan kita pada masa lalu yang penuh perjuangan.
Suatu ketika, saya juga sering bertanya kepada teman-teman mengenai horog-horog. Saat itu, saya sedang bersama teman kuliah dan sengaja membeli pecel di warung yang juga menyajikan horog-horog. Tidak semua warung di Jepara menyajikan makanan ini, jadi saya penasaran untuk mencobanya. Teman saya mengatakan, "Horog-horog itu enak kalau kita bisa menikmatinya. Paling enak ya memang pecel, apalagi kalau musim hujan. Tambah enak lagi kalau dengan kuah bakso dan balungan, wahhh, surga dunia bener!" ujarnya dengan semangat.
Saya pun merasa hal yang sama saat menikmati horog-horog bersama ibu saya di warung bakso. Ibu selalu menambahkan horog-horog ke dalam bakso, alih-alih memesan bakso dengan mie. Ketika saya bertanya mengapa ibu lebih suka horog-horog, beliau menjawab, "Ibu nggak cuma makan, tapi juga mengingat dulu, saat nggak ada beras, horog-horog itu menu paling enak. Tapi sekarang sudah nggak zaman, di kalangan anak muda. Jadi anak muda ya harus bisa tahu budaya ini. Ini bukan cuma budaya, tapi juga mengingat perjuangan dulu yang susah. Kamu mah enak tinggal makan." Sambil tertawa, saya menyimak penjelasan ibu saya dengan haru dan canda tawa. Saat itu, saya bisa merasakan kehangatan dalam setiap kata yang keluar dari mulut ibu.
Melihat ibu berbicara dengan penuh nostalgia, saya semakin menyadari betapa berharganya setiap tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Horog-horog bukan sekadar hidangan sederhana, tapi juga simbol dari ketekunan dan ketahanan masyarakat Jepara di masa lalu. Saat itu, saya merasa sangat bersyukur bisa menikmati momen ini bersama ibu, sambil tertawa, berbicara tentang kenangan yang begitu berharga.
Selain Warisan Budaya, Horog-Horog Juga Kaya Akan  Manfaat
Pengalaman saya dengan horog-horog bukan hanya sekadar menikmati atau mengenalkan makanan khas Jepara ini kepada teman-teman. Lebih dari itu, saya juga tertarik untuk mencari tahu lebih banyak mengenai manfaat gizi dari horog-horog ini. Dalam pencarian tersebut, saya sempat berbicara dengan seorang teman kos saya, yang kebetulan adalah seorang ahli di bidang Laboratorium Kimia dari Universitas Negeri Semarang (UNNES). Saat itu, dia sedang melakukan penelitian mengenai kandungan gizi berbagai bahan makanan tradisional, termasuk horog-horog.
Saat saya bertanya kepada teman kos saya, seorang ahli Lab Kimia dari UNNES, tentang manfaat gizi horog-horog, dia menjawab dengan serius, namun dengan cara yang sangat santai, "Tolong jawabkan sesuai dengan riset yang ada, manfaat dan kadarnya," ujarnya sambil tersenyum. Teman saya kemudian menjelaskan bahwa horog-horog, yang berbahan dasar tepung sagu, memiliki sejumlah manfaat kesehatan, terutama dalam hal energi.
"Jadi, karena sagu kaya akan karbohidrat kompleks, horog-horog ini bisa jadi sumber energi yang bagus, terutama untuk tubuh yang butuh cadangan energi jangka panjang," jelasnya. "Namun, kandungan protein dan lemak di dalam sagu cenderung rendah, jadi kamu perlu memperhatikan keseimbangan gizi kalau makan horog-horog, ya," lanjutnya sambil mengingatkan pentingnya konsumsi bahan makanan lain untuk melengkapi kandungan gizi.
"Selain itu, sagu juga punya kandungan serat yang cukup tinggi," tambahnya. "Serat itu penting banget buat pencernaan, jadi horog-horog juga bisa bantu menjaga kesehatan usus."
Teman saya juga menambahkan bahwa walaupun horog-horog mengandung beberapa manfaat kesehatan, namun rasio kandungan gizi lainnya, seperti vitamin dan mineral, cukup terbatas. "Karena itu, kalau kamu makan horog-horog, harus dipadukan dengan lauk yang kaya akan vitamin dan mineral, seperti sayuran dalam pecel atau sumber protein seperti sate keong," ujarnya lagi.