Mohon tunggu...
Akmal Faza Saifulloh
Akmal Faza Saifulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember Nama: Akmal Faza Saifulloh NIM: 220910101082

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember Nama: Akmal Faza Saifulloh NIM: 220910101082

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korea-US Free Trade Agreement dan Dampaknya

13 Maret 2024   21:40 Diperbarui: 13 Maret 2024   21:42 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KORUS FTA (Korea-US Free Trade Agreement) adalah sebuah perjanjian perdagangan bebas antara Amerika Serikat dan Korea Selatan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara kedua negara. Latar belakang perjanjian ini melibatkan sejumlah faktor penting yang meliputi sejarah hubungan ekonomi, politik, dan strategis antara Amerika Serikat dan Korea Selatan, serta konteks global perdagangan pada saat perjanjian tersebut disepakati. Setidaknya ada 6 sub-bab yang akan dibahas yaitu:

  • Hubungan Ekonomi Amerika Serikat dan Korea Selatan:

Sejarah hubungan ekonomi antara Amerika Serikat dan Korea Selatan dimulai pada periode pasca-Perang Dunia II. Amerika Serikat memiliki kepentingan strategis yang kuat di Korea Selatan karena keterlibatannya dalam Perang Korea (1950-1953) untuk mendukung Korea Selatan melawan Korea Utara yang didukung oleh Uni Soviet dan Tiongkok. Setelah perang, Amerika Serikat tetap mempertahankan kehadiran militer di Korea Selatan dan memberikan bantuan ekonomi serta dukungan politik.

Pada akhir abad ke-20, Korea Selatan mulai menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang pesat, yang dikenal sebagai "Keajaiban Ekonomi Korea" atau "Miracle on the Han River". Korea Selatan berhasil melakukan transformasi ekonomi yang luar biasa, dari negara yang bergantung pada pertanian menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia dalam waktu singkat.

  • Konteks Global Perdagangan:

Perundingan untuk KORUS FTA dimulai pada tahun 2006, pada saat ketika globalisasi ekonomi sedang dalam puncaknya dan perdagangan internasional semakin penting. Amerika Serikat dan Korea Selatan sama-sama menyadari potensi manfaat yang dapat diperoleh dari memperkuat hubungan perdagangan mereka.

Selain itu, negosiasi KORUS FTA juga terjadi dalam konteks ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan beberapa mitra dagangnya, terutama di Asia Timur. Pada saat yang sama, Korea Selatan sedang mencari cara untuk meningkatkan aksesnya ke pasar Amerika Serikat dan memperkuat posisinya di pasar global.

  • Tujuan dan Manfaat KORUS FTA:

KORUS FTA dirancang untuk memberikan manfaat ekonomi bagi kedua belah pihak. Amerika Serikat berharap dapat meningkatkan aksesnya ke pasar Korea Selatan, salah satu pasar terbesar di Asia, sementara Korea Selatan ingin memperkuat aksesnya ke pasar Amerika Serikat dan meningkatkan hubungan ekonomi bilateral.

Perjanjian ini bertujuan untuk mengurangi atau menghapus tarif perdagangan, menghilangkan hambatan non-tarif, memfasilitasi investasi, dan memperkuat perlindungan hak kekayaan intelektual. Dengan demikian, KORUS FTA diharapkan dapat menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih terbuka, adil, dan efisien antara kedua negara.

Selain manfaat ekonomi langsung, KORUS FTA juga memiliki dampak politik dan strategis. Perjanjian ini dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat hubungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang merupakan sekutu strategis penting dalam kawasan Asia Timur.

  • Pendekatan Liberalisme dalam KORUS FTA:

Perdagangan Bebas: Salah satu pilar utama liberalisme dalam konteks perdagangan internasional adalah perdagangan bebas. KORUS FTA menghapus atau menurunkan tarif perdagangan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam berbagai sektor ekonomi, mulai dari otomotif hingga pertanian. Dengan menghilangkan hambatan perdagangan ini, perjanjian tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses pasar bagi barang dan jasa dari kedua negara.

Investasi Asing Langsung (FDI): Liberalisme ekonomi juga mendorong investasi asing langsung (FDI) sebagai sarana untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. KORUS FTA memfasilitasi aliran modal antara Amerika Serikat dan Korea Selatan dengan menghilangkan beberapa hambatan terkait dengan investasi, seperti pembatasan kepemilikan saham asing dan persyaratan lokal.

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI): Perlindungan hak kekayaan intelektual adalah aspek penting dalam liberalisme ekonomi karena mendorong inovasi dan investasi dalam penelitian dan pengembangan. KORUS FTA mencakup ketentuan yang memperkuat perlindungan hak kekayaan intelektual di kedua negara, termasuk paten, merek dagang, dan hak cipta.

Harmonisasi Regulasi: Perjanjian ini juga mencakup upaya untuk mengharmonisasikan regulasi antara Amerika Serikat dan Korea Selatan, termasuk dalam hal standar teknis, sanitasi, dan fitosanitasi. Dengan demikian, KORUS FTA bertujuan untuk mengurangi hambatan non-tarif dalam perdagangan dan menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih terbuka dan efisien.

  • Pandangan Politik KORUS FTA

Pandangan politik Amerika Serikat terhadap Korea Selatan sebagai mitra perdagangan dalam KORUS FTA (Korea-US Free Trade Agreement) mencerminkan sejumlah faktor politik, strategis, dan ekonomi yang memengaruhi kebijakan luar negeri AS di wilayah Asia Timur. Berikut adalah beberapa pandangan politik yang relevan:

1. Sekutu Strategis:

Korea Selatan dianggap sebagai sekutu strategis penting bagi Amerika Serikat di wilayah Asia Timur. Kehadiran militer AS di Korea Selatan sejak Perang Korea merupakan bukti hubungan keamanan yang erat antara kedua negara. Dalam konteks ini, melihat Korea Selatan sebagai mitra perdagangan yang kuat dapat memperkuat hubungan keseluruhan antara AS dan Korea Selatan, baik di bidang politik, keamanan, maupun ekonomi.

2. Menyeimbangkan Pengaruh Tiongkok:

Pandangan politik Amerika Serikat terhadap Korea Selatan juga dapat dipengaruhi oleh keinginan untuk menyeimbangkan pengaruh Tiongkok di wilayah Asia Timur. Dalam konteks ini, memperkuat hubungan perdagangan dengan Korea Selatan dapat menjadi strategi untuk memperkuat posisi AS dalam menghadapi pengaruh ekonomi dan politik Tiongkok di kawasan tersebut.

3. Memperkuat Aliansi Ekonomi:

KORUS FTA dianggap sebagai langkah untuk memperkuat dan memperdalam hubungan ekonomi antara Amerika Serikat dan Korea Selatan. Dalam pandangan politik AS, aliansi ekonomi yang kuat dengan Korea Selatan dapat memberikan manfaat strategis jangka panjang, seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan akses ke pasar yang lebih luas di Asia.

4. Mendukung Demokrasi dan Kestabilan:

Korea Selatan dianggap sebagai salah satu negara demokratis yang stabil di kawasan Asia Timur. Dalam pandangan politik Amerika Serikat, mendukung pertumbuhan ekonomi Korea Selatan melalui perjanjian perdagangan seperti KORUS FTA dapat membantu memperkuat fondasi demokrasi dan stabilitas politik di negara itu. Stabilitas politik dan ekonomi Korea Selatan dianggap penting untuk keamanan dan stabilitas regional secara keseluruhan.

  • Dampak dan Kontroversi:

Meskipun KORUS FTA didesain untuk memberikan manfaat ekonomi bagi kedua belah pihak, perjanjian ini juga menyulut kontroversi dan kritik dari berbagai pihak. Beberapa aspek yang menonjol termasuk:

Dampak Terhadap Industri Dalam Negeri: Beberapa kritikus perjanjian ini mengkhawatirkan dampaknya terhadap industri dalam negeri, terutama di Amerika Serikat. Mereka berpendapat bahwa pembukaan pasar bagi barang-barang impor dari Korea Selatan dapat mengancam pekerjaan dan daya saing industri Amerika Serikat.

Perlindungan Lingkungan dan Tenaga Kerja: Beberapa kelompok masyarakat sipil menyoroti perlunya memperkuat ketentuan perlindungan lingkungan dan tenaga kerja dalam perjanjian ini. Mereka menginginkan agar KORUS FTA mencakup standar yang lebih tinggi terkait dengan isu-isu seperti penggunaan buruh anak, perbudakan modern, dan pengelolaan lingkungan.

Kesetaraan Akses: Ada juga keprihatinan bahwa manfaat dari KORUS FTA tidak merata di antara semua sektor masyarakat, terutama di Korea Selatan. Beberapa kelompok masyarakat mengkhawatirkan bahwa perjanjian ini dapat memperkuat dominasi perusahaan besar dan meningkatkan kesenjangan ekonomi.

Kesimpulannya ialah Melalui KORUS FTA, Amerika Serikat juga berupaya untuk menyeimbangkan pengaruh Tiongkok di kawasan tersebut dan mendukung demokrasi serta stabilitas politik di Korea Selatan. Selain itu, pengembangan hubungan ekonomi dengan Korea Selatan dianggap sebagai langkah untuk memperkuat kemitraan jangka panjang antara kedua negara, dengan memberikan manfaat ekonomi yang saling menguntungkan dan mendukung keamanan serta stabilitas regional.

Dengan demikian, dari perspektif politik Amerika Serikat, KORUS FTA merupakan langkah yang penting dalam memperkuat hubungan ekonomi dan politik antara AS dan Korea Selatan, sambil mendukung kepentingan strategis AS di kawasan Asia Timur. Perjanjian ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga membantu memperkuat stabilitas regional dan global melalui pengembangan hubungan yang erat antara kedua negara.

Sumber:

Lee, J. H. (2016). The KORUS FTA and its impact on US-Korea economic relations. Korean Journal of International Studies, 14(1), 1-25.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun