Menurut sebagian besar masyarakat Bugis, membuat kue Barongko ini tidak hanya memerlukan tangan-tangan terampil dan berpengalaman tetapi juga kue tradisional ini mesti dibuat dengan hati. Hal ini sejalan dengan nilai filosofi tinggi yang terkandung di dalamnya. Sebagian besar masyarakat Bugis menyebutnya sebagai kue integritas dan kejujuran.
Bahan utama yang terbuat dari pisang dan kemudian dibungkus kembali dengan tanaman yang sama dengan bahan dasarnya (daung pisang) merepresentasikan kejujuran, bahwa haruslah sama apa yang terlihat di luar dengan apa yang tersimpan di dalam diri kita. Hal ini tentunya mengajarkan kita bahwa apa yang diucapkan harus sama dgn apa yang dilakukan, dan apa dikerjakan harus sama dengan apa yang dirasakan.
Jadi, jika suatu saat anda merasa dikhianati atau merasa nilai kejujuran semakin memudar, ingat masih ada "Si Manis-Lembut" Barongko Khas Pinisi yang hingga sekarang masih tetap mempertahankan eksistensi rasa dan nilai filosofisnya yang siap menjadi sahabat setia anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H