Dengan terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan internasional ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin diperhitungkan di kancah dunia dan semakin membuktikan betapa tingginya kepercayaan dunia internasional terutama di bidang keamanan, stabilitas politik, dan keberhasilan di bidang ekonomi.
Pertemuan yang akan dilaksanakan mulai tanggal 8-14 Oktober 2018 di Nusa Dua (Bali) ini akan mengangkat tema besar bertajuk Voyage to Indonesia yang diharapkan dapat dijadikan momentum untuk memperkenalkan Indonesia yang baru Indonesia yang telah melakukan banyak reformasi, daya tahan ekonomi yang terus meningkat dari shock domestik maupun global.Â
Main events pertemuan tahunan ini terdiri dari plenary session yang akan mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global serta isu-isu terkini seperti isu proteksionisme, isu perubahan iklim, isu stabiliitas keuangan global, isu tax reform, isu iklim bisnis (business climate), isu kemiskinan, pengangguran, lapangan kerja, isu sosial gender, dan isu ketidaksetaraan (inequality).Â
Beberapa topik utama di bidang moneter seperti aspek penguatan sistem moneter internasional, aspek-aspek ekonomi dan keuangan digital, pendalaman pasar keuangan untuk pembiayaan infrastruktur, dan ekonomi dan keuangan syariah juga akan diangkat dalam pertemuan utama maupun side events.Â
Pemerintah Indonesia juga telah menyiapkan rangkaian kegiatan untuk mengoptimalkan perannya sebagai tuan rumah antara lain hospitality events, host country events dan voyage to Indonesia.Â
Hospitality events merupakan acara pendukung berupa Indonesia Pavilion, Indonesia Gourmet and Food Festival, dan Indonesia Cultural and Art Performance yang menyajikan etnik musik, atraksi dan tarian tradisional serta kuliner khas Indonesia untuk menunjukan keberagaman budaya Indonesia. Â
Selain itu, terdapat Host country event terdiri dari ASEAN Leaders Retreat (ALR)Â dan Host Country Reception (HCR) menghadirkan para pemimpin atau delegasi dari 10 Negara anggota ASEAN. Rangkaian kegiatan tersebut merupkah salah satu komitmen Pemerintah dalam rangka branding & promotion untuk menyuguhkan potensi-potensi lokal Indonesia di mata dunia.
Tak salah jika Pemerintah kemudian berbenah dan semakin bersiap untuk memanfaatkan momentum dan citra baik tuan rumah di mata dunia, baik dari perbaikan infrastruktur fisik ataupun menyiapkan sarana dan prasarana dalam menunjang persiapan pertemuan tersebut. Total anggaran Rp855 miliar yang dialokasikan ini pun jauh lebih rendah dibandingkan sejumlah negara yang pernah menggelar pertemuan serupa.Â
Singapura bahkan menghabiskan anggaran sebesar Rp995.5 miliar, Turki menghabiskan Rp1,25 triliun. Tokyo mencapai Rp1,1 triliun, dan Peru sebesar Rp 2,3 triliun.Â
Nominal anggaran tersebut tentunya tak bisa dilihat dari sisi nominal saja yang kemudian diberikan label dan impresi sebagai angka yang cukup tinggi dan fantastis hanya sekedar untuk mengakomodir sebuah pertemuan tahunan.Â
Menyoal biaya yang dianggarkan semestinya tak bisa dilepas dari besarnya manfaat yang bisa didapatkan oleh Indonesia sebagai tuan rumah baik langsung maupun tidak langsung.